Menjawab dengan cerdas, taktis dan optimis


Meski anda merasa pintar dan brilian, jangan keburu yakin bahwa semua

pintu perusahaan akan terbuka secara otomatis untuk anda.  Sebab

kenyataannya, para tuan dan nyonya pintar ini seringkali gagal dalam

wawancara. Alasannya ? tidak smart dan taktis dalam  menjawab

pertanyaan.

1. Ceritakan tentang diri anda

Erina Collins, seorang agen rekruitmen di Los Angeles menyatakan

seringkali ada perbedaan yang mengejutkan antara ketika kita

membaca lamaran seseorang dengan saat berhadapan dengan si pelamar.

"Pengalaman menunjukkan, surat lamaran yang optimis tidak selalu

menunjukkan bahwa pelamarnya juga sama optimisnya," kata Erina. Ketika

pewawancara menanyakan hal yang sederhana seperti "Di mata anda, siapa

anda?" atau "Ceritakan sesuatu tentang anda", banyak pelamar menatap

pewawancaranya dengan bingung dan lalu seketika menjadi tak percaya

diri.

"Saya merasa biasa-biasa saja" atau "tak banyak yang bisa saya

ceritakan tentang diri saya" seringkali menjadi jawaban yang dipilih

pelamar sebagai upaya merendahkan diri. Selama ini banyak artikel

karir konvensional yang menyarankan agar anda sebaiknya merendahkan

diri sebisa mungkin, sebagai upaya mencuri hati si pewawancara.

"Tapi ini jaman modern. Jawaban yang terlalu merendah dan banyak

basi-basi hanya menunjukkan bahwa anda sebenarnya tidak yakin dengan

diri anda. Dan perusahaan masa kini tidak butuh karyawan seperti

itu," tegas Erina.

Pengalaman Eliana Burthon, staf humas sebuah hotel berbintang di New

York mungkin menarik untuk disimak. Ketika pewawancara memberinya satu

menit untuk bercerita tentang dirinya, Eliana mengatakan "Saya Eliana

Burthon, anak pertama dari lima bersaudara. Sejak SMA, saya aktif di

koran sekolah. Disitu saya menulis, mewawancarai orang-orang di sekitar

saya dan berhubungan dengan mereka. Dari situ saya sadar alangkah

menariknya bisa bertemu dengan orang banyak, berdiskusi dan mengetahui

banyak hal dari mereka. Diluar itu, saya senang musik, membaca dan

traveling.Ketika kuliah, saya sering menulis pengalaman jalan-jalan

saya, atau sekedar memberi referensi kaset yang sedang laris untuk

koran kampus saya."

Meski tak memberikan jawaban yang berbunga-bunga, apa yang diungkapkan

Eliana tentang dirinya menunjukkan bahwa dirinya terbuka, ramah dan

punya rasa ingin tahu. "Jawaban itu cerdas dan efektif untuk

menggambarkan bagaimana dia menyatakan secara implisit bahwa dirinya

merasa layak ditempatkan di posisi yang diincarnya. Pewawancara butuh

jawaban seperti itu. Cukup singkat, tapi menunjukkan optimisme yang

alamiah," kata Erina Collins.

Kalau anda dipanggil untuk wawancara, sebisanya persiapkan diri dengan

baik. Rasa percaya diri dan menunjukkan bahwa anda menjadi diri sendiri

adalah yang terpenting. Pewawancara tidak butuh jawaban yang berbunga-

bunga, berapi-api apalagi munafik.

Pada kesempatan pertama, mereka biasanya ingin melihat bagaimana si

pelamar menghargai diri sendiri. Sebab itu, buatlah beberapa poin

tentang kemahiran anda, hal-hal yang anda sukai dan inginkan untuk

masa depan anda. Kalau telah menemukan poin -poin itu, berlatihlah

mengemukakan semua itu dalam sebuah jawaban singkat yang cerdas dan

optimis.

2. Hati-hati pertanyaan jebakan

Siapapun idealnya tak suka menjawab pertanyaan-pertanyaan yang

memojokkan. Tapi begitulah kenyataannya ketika anda diwawancara.

Seringkali banyak hal tak terduga yang dilontarkan si pewawancara

dan membuat anda seringkali kelepasan bicara.

Dalam hal ini, Erina memberi contoh pengalamannya ketika mewawancarai

seorang pelamar tentang mengapa ia memutuskan pindah kerja.

"Ketika itu saya tanya 'apa yang membuat anda memutuskan pindah kerja?

tadi anda bilang, lingkungan kerjanya cukup nyaman kan?' dan pelamar

itu menjawab 'saya tidak suka bos saya. Seringkali ia membuat saya

jengkel dengan pekerjaan-pekerjaan tambahan dan itupun tidak membuat

gaji saya naik.'Saya lalu berpikir, apa yang akan dia katakan jika

suatu saat keluar dari perusahaan saya tentulah tak beda buruknya

dengan apa yang dia ungkapkan pada saya tentang perusahaan lamanya,"

ungkap Erina.

Poinnya, taktislah dalam memberi jawaban. Jangan pernah memberi jawaban

yang menjelekkan tempat kerja anda yang lama atau apapun yang konotasinya

negatif. Lebih baik kalau anda menjawab "saya menginginkan ritme kerja

yang teratur dan terjadwal.

Mengenai gaji, sebenarnya di tempat kerja yang lama tak ada masalah,

tapi tentu saya senang kalau ada peluang untuk peningkatan gaji." Atau

kalau anda ditanya tentang kelemahan anda, lebih baik tidak menjawab

"saya sering telat dan lupa waktu." Tetapi jawablah lebih taktis,

misalnya "kadang saya memang pelupa, tetapi beberapa waktu ini sudah

membaik karena saya selalu mencatat segalanya di buku agenda." atau

"saya sering kesal kalau kerja dengan rekan yang lamban, tetapi

sebisanya kami berdiskusi bagaimana caranya menyelesaikan kerja dengan

lebih cepat."

Dalam wawancara, si pewawancara selalu berupaya mengorek sedapat

mungkin tentang kepribadian pelamar. Kadang pertanyaan sepele seperti

"Sudah punya pacar? Ada niat menikah dalam waktu dekat?" sering

ditanggapi buru-buru oleh si pelamar dengan menjawab misalnya "Sudah,

rencananya kami akan menikah akhir tahun ini." Padahal, menurut Erina,

jawaban itu bisa jadi penutup peluang kerja anda. "Perusahaan selalu

ingin diyakinkan bahwa calon karyawannya hanya akan fokus pada pekerjaan

mereka, terutama pada awal masa kerja.

Jawaban bahwa anda akan menikah dalam waktu dekat justru menunjukkan

bahwa perusahaan bukanlah fokus anda yang sebenarnya, tetapi hanya

seperti selingan," ujar Erina sambil menambahkan bahwa akan lebih baik

kalau anda menjawab "sudah, tapi sebenarnya saya ingin mempunyai

pengalaman kerja yang cukup sebelum memutuskan untuk menikah."

3. Semangat dan bahasa tubuh

Dalam wawancara kerja, penampilan memang bukan nomor satu tetapi

menjadi pendukung yang ikut menentukan. Karena itu selain berpakaian

rapi, tidak seronok, mencolok atau banyak pernik, tunjukkan bahasa tubuh

yang baik. Jangan pernah melipat tangan di dada pada saat wawancara,

karena memberi kesan bahwa anda seorang yang kaku dan defensif. Idealnya,

tangan dibiarkan bebas untuk mengekspresikan kata-kata anda, tentu saja

dengan tidak berlebihan.


Selama wawancara berlangsung, buatlah kontak mata yang intens. Pelamar

yang sering membuat kontak mata menunjukkan keinginan untuk dipercaya

serta kesungguhan memberikan jawaban. Rilekslah dan sesekali tersenyum

untuk menunjukkan bahwa anda pribadi yang hangat. Umumnya, perusahaan

menyukai pelamar yang menyenangkan. Kurangi kata-kata "saya merasa..."

atau "saya kurang..." dan sebaiknya gunakan "saya pikir...", "menurut

pendapat saya..", "saya yakin...", "saya optimis...". Kata-kata "saya

merasa ..." atau "saya kurang..." mengesankan anda lebih sering menduga,

menggunakan perasaan, tidak terlalu percaya diri dan tidak menguasai

persoalan.

Cara berpakaian yang baik dalam wawancara

Berpakaian yang "baik" dalam wawancara memang tidak dapat

digeneralisasikan karena setiap perusahaan memiliki kebiasaan-

kebiasaan/budaya perusahaan yang berbeda. Namun, ada beberapa tips

yang dapat diingat, antara lain:

· Cari informasi terlebih dahulu tentang perusahaan dan Bapak/Ibu yang

akan  mewawancarai anda. Beberapa perusahaan memiliki peraturan atau

"kebiasaan" berpakaian secara formal, tetapi ada juga yang semi formal,

atau bahkan ada   yang bebas. Hal ini penting, agar anda tidak dilihat

sebagai "orang aneh', disesuaikan dengan posisi yang akan dilamar.

Bagi pelamar pria disarankan menggunakan kemeja lengan panjang dan

berdasi, tidak perlu menggunakan jas. Berpakaian rapih dan bersih,

tidak kusut. Hal ini memberi kesan bahwa anda menghargai wawancara ini.

· Berpakaian dengan warna yang tidak terlalu menyolok (mis.,mengkilap,

ngejreng).

· Bagi pelamar wanita berpakaian yang tidak terlalu ketat (rokbawah,

kancing baju atasan).

· Berpakaian dengan disain yang simple (tidak telalu banyak

pernik-pernik, toch ini bukan acara pesta).

· Tidak berlebihan dalam menggunakan wangi-wangian dan perhiasan.


Berapa gaji yang anda minta ?

Bila dalam wawancara, Anda ditanya berapa gaji yang anda inginkan,

bagaimana cara menjawab pertanyaan itu dengan baik tanpa menimbulkan

kesan bahwa Anda pencari gaji tinggi atau memberi kesan berapapun

imbalan yang diberikan Anda mau.

Pada umumnya perusahaan sudah mempunyai rentang standar gaji untuk

jabatan-jabatan yang ditawarkan. Bagi pelamar untuk posisi yang lebih

tinggi dan langka biasanya memiliki kekuatan tawar menawar yang lebih

tinggi. Jadi dalam menjawab pertanyaan tersebut anda harus memperoleh

gambaran dulu imbalan total yang akan anda terima dalam setahun.

Imbalan total adalah gaji dan tunjangan lain yang diberikan termasuk

insentif dan bonus. Selain itu perlu ditanyakan

apakah imbalan yang ditawarkan  itu termasuk PPH atau netto.

Dalam menjawab pertanyaan tersebut jawablah imbalan yang anda harapkan

setahun. Berdasarkan harga pasar yang sesuai untuk jabatan tersebut

serta nilai tambah yang anda miliki. Jawablah dengan diplomatis: " Saya

berpendapat perusahaan ini pasti sudah  mempunyai standar imbalan bagi

jabatan ini.

Berdasarkan pengalaman  yang saya miliki dan kontribusi yang dapat saya

berikan pada perusahaan ini, saya mengharapkan imbalan yang akan

diberikan adalah minimal Rp. .../tahun ditambah fasilitas-fasilitas

lain sesuai dengan peraturan perusahaan.

Negosiasi mengenai gaji pada saat ini tidak lagi dipandang tabu oleh

sebagian besar perusahaan, namun anda diharapkan mengumpulkan  informasi

dulu agar dapat bernegosiasi dengan baik.

Variasi pertanyaan dalam wawancara

Bagi pelamar terutama bagi pemula pencari kerja perlu mempersiapkan

diri dalam menghadapi pertanyaan-pertanyaan yang akan dihadapi.

Berikut ini kami berikan variasi-variasi pertanyaan yang kerap muncul

dalam wawancara:

Pertanyaan mengenai riwayat pendidikan :

· Mengapa anda memilih jurusan tersebut?

· Mata pelajaran apa yang anda paling suka, jelaskan alasannya.

· Mata pelajaran apa yang kurang anda sukai, jelaskan alasannya.

· Pada tingkat pendidikan mana anda merasa paling berprestasi, mengapa?

· Apakah hasil ujian menggambarkan potensi anda, jelaskan?

· Siapakah yang membiayai studi anda?

· Bagaimana teman-teman atau guru mengambarkan mengenai diri anda?

· Dalam lingkungan macam apakah anda merasa dapat bekerja paling baik?

Pertanyaan mengenai pengalaman kerja :

· Ceritakan mengenai pengalaman kerja anda

· Bagi yang belum pernah bekerja pada umumnya diminta untuk

menceritakan

mengenai aktivitas ekstra kurikuler selama studi.

· Pekerjaan manakah yang paling menantang bagi anda, mohon dijelaskan.

· Pekerjaan manakah yang paling menantang bagi anda dan bagaimana anda

menyelesaikan hal tersebut

· Dengan kolega macam apakah anda senang bekerja sama?

· Dengan boss macam apakah anda senang bekerja?

· Bagaimanakah anda memperlakuan anak buah anda?

Pertanyaan mengenai sasaran anda :

· Mengapa anda ingin bekerja dalam industri ini?

· Apakah yang mendorong anda melamar kepada perusahaan kami?

· Apakah yang anda inginkan dalam 5 tahun mendatang?

· Apakah yang anda inginkan dalam hidup anda?

· Apa yang anda lakukan untuk mencapai sasaran anda?

Pertanyaan mengenai organisasi yang ingin anda masuki :

· Apakah yang anda ketahui tentang organisasi yang akan anda masuki?

· Menurut anda faktor faktor sukses apa yang dibutuhkan seseorang untuk

bekerja disini?

· Apakah yang anda cari dalam bekerja?

· Bagaimana anda dapat berkontribusi dalam perusahaan ini?

· Menurut anda apa visi dan misi dari organisasi ini?

Nah, siap bersaing di dunia kerja? Yang penting, persiapkan diri anda

dengan baik dan jangan pernah meremehkan pertanyaan sekecil apapun dalam

wawancara kerja. Selamat bersaing!

Menyiasati Wawancara Kerja

Wawancara kerja saat ini merupakan salah satu cara yang sangat populer sebagai salah satu metode untuk menyeleksi karyawan. Bagi perusahaan-perusahaan kecil dan menengah wawancara kerja seringkali merupakan metode yang paling diandalkan, mengingat biaya yang dikeluarkan relatif murah dan “user” (baca: atasan) dapat langsung bertatap muka dengan si pelamar. Bahkan pada jabatan tertentu wawancara kerja bisa dilakukan berkali-kali, sebelum calon karyawan diputuskan untuk diterima bekerja. Sementara bagi para pencari kerja, wawancara kerja mungkin sudah dianggap sebagai “menu sehari-hari” yang harus dilalui sebelum resmi diterima bekerja. Anehnya, meskipun sudah memahami betul bahwa wawancara merupakan suatu hal yang biasa dilalui dalam melamar pekerjaan, banyak sekali para pelamar yang tidak siap untuk menghadapi wawancara kerja. Tidak jarang mereka merasa langsung gugup bahkan patah semangat ketika dipanggil untuk wawancara, karena sudah seringkali gagal. Forum konseling dalam website ini banyak dipenuhi oleh pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut bagaimana cara menghadapi wawancara kerja. Para penanya tersebut banyak yang menceritakan bahwa mereka telah berkali-kali gagal “melewati” wawancara kerja meskipun diakui bahwa pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh “recruiter” (petugas rekrutmen & seleksi) relatif sama antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain tempat mereka melamar pekerjaan. Ada juga penanya yang mengatakan bahwa ia berkali-kali selalu lolos dari semua metode seleksi yang lain (test tertulis, psiko test, dan test ketrampilan) tetapi tetap gagal ketika wawancara.Permasalahan diatas menggelitik saya untuk mencari tahu lebih jauh apa sebenarnya wawancara kerja. Mengapa wawancara kerja ini penting dilakukan dan mengapa banyak pelamar yang gagal dalam menjalani wawancara kerja tersebut. Lalu kemudian apa saja yang harus dilakukan oleh para pelamar untuk menyiasati wawancara kerja supaya berhasil.

Tujuan Wawancara Kerja
Wawancara kerja (job interview) saat ini merupakan salah satu aspek penting dalam proses rekrutmen dan seleksi karyawan. Meskipun validitas wawancara dianggap lebih rendah jika dibandingkan dengan metode seleksi yang lain seperti psiko test, namun wawancara memiliki berbagai kelebihan yang memudahkan petugas seleksi dalam menggunakannya.
Apapun penilaian pelamar (calon karyawan), wawancara kerja sebenarnya memberikan suatu kesempatan atau peluang bagi pelamar untuk mengubah lowongan kerja menjadi penawaran kerja. Mengingat bahwa wawancara kerja tersebut merupakan suatu proses pencarian pekerjaan yang memungkinkan pelamar untuk memperoleh akses langsung ke perusahaan (pemberi kerja), maka “performance” (baca: proses & hasil) wawancara kerja merupakan suatu hal yang sangat krusial dalam menentukan apakah pelamar akan diterima atau ditolak.
Bagi si pelamar, wawancara kerja memberikan kesempatan kepadanya untuk menjelaskan secara langsung pengalaman, pengetahuan, ketrampilan, dan berbagai faktor lainnya yang berguna untuk meyakinkan perusahaan bahwa dia layak (qualified) untuk melakukan pekerjaan (memegang jabatan) yang ditawarkan. Selain itu wawancara kerja juga memungkinkan pelamar untuk menunjukkan kemampuan interpersonal, professional, dan gaya hidup atau kepribadian pelamar. Jika di dalam CV (Curriculum Vitae) pelamar hanya bisa mengklaim bahwa dirinya memiliki kemampuan komunikasi dan interpersonal yang baik, maka dalam wawancara dia diberi kesempatan untuk membuktikannya.
Bagi perusahaan, wawancara kerja merupakan salah satu cara untuk menemukan kecocokan antara karakteristik pelamar dengan dengan persyaratan jabatan yang harus dimiliki pelamar tersebut untuk memegang jabatan / pekerjaan yang ditawarkan. Secara umum tujuan dari wawancara kerja adalah:

1. Untuk mengetahui kepribadian pelamar

2. Mencari informasi relevan yang dituntut dalam persyaratan jabatan

3. Mendapatkan informasi tambahan yang diperlukan bagi jabatan dan perusahaan

4. Membantu perusahaan untuk mengidentifikasi pelamar-pelamar yang layak untuk diberikan penawaran kerja.

Teknik Wawancara Kerja
Dua teknik wawancara yang biasa dipergunakan perusahaan dalam melakukan wawancara kerja adalah wawancara kerja tradisional dan wawancara kerja behavioral. Dalam prakteknya perusahaan seringkali mengkombinasikan kedua teknik ini untuk memperoleh data yang lebih akurat.

1. Wawancara kerja tradisional menggunakan pertanyaan-pertanyaan terbuka seperti “mengapa anda ingin bekerja di perusahaan ini”, dan “apa kelebihan dan kekurangan anda”. Kesuksesan atau kegagalan dalam wawancara tradisional akan sangat tergantung pada kemampuan si pelamar dalam berkomunikasi menjawab pertanyaan-pertanyaan, daripada kebenaran atau isi dari jawaban yang diberikan. Selain itu pertanyaan-pertanyaan yang diajukan lebih banyak bersifat mengklarifikasikan apa yang ditulis dalam surat lamaran dan CV pelamar. Dalam wawancara kerja tradisional, recruiter biasanya ingin menemukan jawaban atas 3 (tiga) pertanyaan: apakah si pelamar memiliki pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan untuk melakukan pekerjaan, apakah si pelamar memiliki antusias dan etika kerja yang sesuai dengan harapan recruiter, dan apakah si pelamar akan bisa bekerja dalam team dan memiliki kepribadian yang sesuai dengan budaya perusahaan.

2. Wawancara kerja behavioral didasarkan pada teori bahwa “performance” (kinerja) di masa lalu merupakan indikator terbaik untuk meramalkan perilaku pelamar di masa mendatang (baca: ketika bekerja). Wawancara kerja dengan teknik ini sangat sering digunakan untuk merekrut karyawan pada level managerial atau oleh perusahaan yang dalam operasionalnya sangat mengutamakan masalah-masalah kepribadian. Wawancara kerja behavioral dimaksudkan untuk mengetahui respon pelamar terhadap suatu kondisi atau situasi tertentu sehingga pewawancara dapat melihat bagaimana pelamar memandang suatu tantangan/permasalahan dan menemukan solusinya. Pertanyaan-pertanyaan yang biasanya diajukan antara lain: "coba anda ceritakan pengalaman anda ketika gagal mencapai target yang ditetapkan”, dan “berikan beberapa contoh tentang hal-hal apa yang anda lakukan ketika anda dipercaya menangani beberapa proyek sekaligus”. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut si pelamar perlu mempersiapkan diri untuk mengingat kembali situasi, tindakan dan hasil yang terjadi pada saat yang lalu. Selain itu, sangat penting bagi pelamar untuk memancing pertanyaan-pertanyaan lebih lanjut dari pewawancara agar dapat menjelaskan secara rinci gambaran situasi yang dihadapinya. Untuk itu diperlukan ketrampilan berkomunikasi yang baik dari si pelamar. Keberhasilan atau kegagalan dalam wawancara ini sangat tergantung pada kemampuan pelamar dalam menggambarkan situasi yang berhubungan dengan pertanyaan pewawancara secara rinci dan terfokus. Dalam wawancara kerja behavioral, si pelamar harus dapat menyusun jawaban yang mencakup 4 (empat) hal: (1) menggambarkan situasi yang terjadi saat itu, (2) menjelaskan tindakan-tindakan yang diambil untuk merespon situasi yang terjadi, (3) menceritakan hasil yang dicapai, dan (4) apa hikmah yang dipetik dari kejadian tersebut (apa yang dipelajari). Dalam wawancara behavioral ini teknik yang paling sering dipergunakan adalah yang disebut S-T-A-R atau S-A-R atau P-A-R.

Situation

or

Problem

or

Task

Pelamar diminta untuk menggambarkan situasi yang terjadi atau tugas-tugas yang harus dilaksanakannya pada masa lalu. Pelamar harus menggambarkan situasi atau tugas tersebut secara spesifik, rinci dan mudah dipahami oleh pewawancara. Situasi atau tugas yang digambarkan dapat berasal dari pekerjaan sebelumnya, pengalaman semasa sekolah, pengalaman tertentu, atau berbagai kejadian yang relevan dengan pertanyaan si pewawancara

Action

Pelamar diminta untuk menggambarkan tindakan-tindakan yang diambil dalam menghadapi situasi / masalah / tugas di atas. Dalam hal ini pelamar harus bisa memfokuskan pada permasalahan. Meskipun mungkin permasalahan yang ada ditangani oleh beberapa orang atau team, pelamar harus memberikan penjelasan tentang apa saja peranannya dalam team tersebut – jangan mengatakan apa yang telah dilakukan oleh team tetapi apa yang telah dilakukan pelamar sebagai bagian dari team.

Results

Pelamar diminta menjelaskan hasil-hasil apa saja yang dicapai. Apa saja hambatan yang terjadi jika hasil tidak tercapai. Apa yang terjadi kemudian setelah permasalahan tersebut selesai dikerjakan. Lalu apa pelajaran yang dapat dipetik oleh pelamar dari kejadian tersebut.

Jenis Wawancara Kerja
Dalam dunia kerja, dikenal beberapa tipe wawancara kerja sebagai berikut:

1. Wawancara Seleksi (Screening Interview). Jika pelamar atau kandidat untuk menduduki jabatan berjumlah lebih dari satu orang maka dilakukan wawancara kerja untuk menyeleksi siapa diantara kandidat tersebut merupakan kandidat yang paling qualified sehingga bisa dilanjutkan ke tahap seleksi berikutnya. Wawancara seleksi biasanya berlangsung singkat antara 15 – 30 menit.

2. Wawancara Telepon (Telephone Interview). Demi menghemat biaya dan efisiensi waktu, banyak recruiter yang melakukan wawancara kerja melalui telepon. Oleh sebab itu, pelamar harus siap dihubungi sewaktu-waktu, sebab seringkali recruiter tidak memberikan pilihan bagi pelamar untuk menentukan waktu kapan ia siap diwawancarai melalui telepon.

3. Wawancara di Kampus / Sekolah (On-Campus Interview) . Meskipun tidak banyak perusahaan yang melakukan wawancara kerja di kampus, namun untuk perusahaan-perusahaan tertentu yang mencari para lulusan untuk dilatih lebih lanjut, cara ini dinilai sangat efektif karena memberikan akses bagi perusahaan tersebut untuk mendapatkan kandidat terbaik yang mungkin sangat sulit diperoleh jika menunggu para kandidat tersebut datang melamar.

4. Wawancara di Pameran Kerja (Job Fair Interview). Pameran kerja diadakan untuk menjembatani perusahaan dengan para pencari kerja. Pada pameran kerja biasanya, perusahaan memberikan berbagai informasi mengenai perusahaannya, menerima surat lamaran dan CV dari pengunjung (pencari kerja), bahkan tidak jarang para recruiter langsung melakukan wawancara di stand (booth) mereka. Di Indonesia memang pameran seperti ini masih sangat jarang dilaksanakan jika dibandingkan dengan pameran otomotif, rumah maupun furniture.

5. Wawancara di Lokasi Kerja (On-Site Interview). Ketika seorang kandidat telah lolos dalam tahap wawancara seleksi, seringkali perusahaan mengundang kandidat tersebut untuk melihat secara langsung lokasi kerja. Pada kesempatan tersebut recruiter biasanya langsung melakukan wawancara secara mendalam. Bagi pelamar yang belum memiliki pengalaman kerja pada lokasi yang lingkungannya kurang lebih sama, wawancara kerja di lokasi mungkin bisa terasa menakutkan karena mungkin harus melakukan perjalanan dan berada di wilayah yang tidak ia kenal.

6. Wawancara Kelompok (Panel or Group Interview). Wawancara kelompok adalah suatu jenis wawancara kerja dimana para pewawancara (recruiter) terdiri dari 2 (dua) orang atau lebih. Biasanya wawancara jenis ini dilakukan jika perusahaan memandang bahwa pelamar sudah hampir memenuhi syarat untuk diterima bekerja. Biasanya para penanya dalam wawancara inilah yang memiliki wewenang untuk memutuskan apakah pelamar akan diterima bekerja atau tidak.

7. Wawancara Kasus (Case Interview). Wawancara kerja jenis ini menekankan pada kemampuan analisis dan pemecahan masalah terhadap suatu kasus tertentu. Biasanya dalam wawancara kasus, pelamar diminta untuk berperan sebagai pemegang jabatan yang ditawarkan, lalu diberikan sebuah kasus untuk dicarikan solusinya.
Pertanyaan-Pertanyaan Umum

Pada umumnya pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam wawancara kerja sangat tergantung pada teknik apa yang digunakan oleh si pewawancara. Jika menggunakan teknik wawancara kerja tradisional maka pertanyaan-pertanyaan yang seringkali diajukan adalah sebagai berikut:

1. Jelaskan pada saya bagaimana anda menggambarkan diri anda?

2. Apa kelebihan dan kekurangan anda?

3. Apa saja prestasi yang pernah anda raih pada pekerjaan yang terdahulu / ketika sekolah?

4. Mengapa anda berhenti dari perusahaan yang lalu?

5. Apa tugas-tugas anda pada pekerjaan yang lalu?

6. Darimana anda mengetahui perusahaan ini?

7. Mengapa anda tertarik untuk bekerja di perusahaan ini?

8. Jika anda diterima bekerja untuk jabatan ini, apa yang akan anda lakukan?

9. Apa itu professionalisme menurut anda?

10. Apa itu teamwork menurut anda?

11. Apa hoby anda?
Dalam wawancara yang menggunakan teknik wawancara kerja behavioral, maka pertanyaan-pertanyaan di atas seringkali ditambahkan dengan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

1. Ceritakan pada saya/kami kapan anda mengalami suatu situasi yang sangat tidak menyenangkan dan bagaimana anda berhasil keluar dari situasi tersebut.

2. Ceritakan pada saya/kami bagaimana anda meyakinkan klien anda ketika anda melakukan presentasi.

3. Coba anda ceritakan bagaimana anda mengatasi situasi dimana anda harus melakukan banyak tugas dan anda harus membuat prioritas tugas mana yang harus didahulukan.

4. Bisakah anda ceritakan keputusan apa yang paling sulit anda buat dalam setahun terakhir ini? Mengapa demikian?

5. Ceritakan mengapa team anda gagal mencapai target pada tahun sebelumnya dan bagaimana anda memotivasi team tersebut sehingga dapat meraih sukses di tahun berikutnya.

6. Bagaimana cara anda menyelesaikan konflik? Bisa beri contoh?

7. Bisakah anda ceritakan suatu kejadian dimana anda mencoba untuk menyelesaikan suatu tugas dan ternyata gagal?

8. Ceritakan apa yang anda lakukan ketika dipaksa membuat suatu aturan yang tidak menyenangkan bagi karyawan tetapi menguntungkan bagi perusahaan.
Sebagai suatu proses yang melibatkan interaksi antara kedua belah pihak, dalam wawancara kerja si pelamar juga biasanya diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan. Oleh karena itu akan sangat baik jika pelamar mempersiapkan beberapa pertanyaan, misalnya:

9. Apa yang diharapkan dari saya jika saya diterima untuk jabatan ini?

10. Menurut pengalaman di sini, apa yang merupakan tantangan terbesar bagi pemegang jabatan ini?

11. Apakah ada pelatihan (internal maupun eksternal) yang dapat membantu saya untuk lebih berperan jika saya diterima bekerja di perusahaan ini?

12. Adakah ada hal-hal khusus di luar uraian jabatan yang
Menangani Pertanyaan Bersifat Pribadi
Berbeda dengan kondisi di negara-negara maju dimana hak individu sangat dijunjung tinggi dan telah memiliki perangkat hukum sangat memadai tentang hal-hal yang mengatur hak-hak pribadi seseorang sehingga para recruiter (pewawancara) sangat berhati-hati dalam mengajukan pertanyaan, di Indonesia justru sebaliknya. Dalam wawancara kerja di perusahaan-perusahaan di Indonesia seringkali pewawancara justru banyak menggali masalah-masalah yang bersifat pribadi. Contoh: Menanyakan latarbelakang pelamar (orangtua, saudara, istri, anak, status, agama, suku bangsa, umur) adalah merupakan hal yang dianggap biasa.
Meskipun seringkali pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak memiliki relevansi dengan jabatan yang dilamar, pelamar harus menyiapkan diri untuk merespon pertanyaan-pertanyaan tersebut secara tepat dengan cara-cara yang elegan. Para penanya mungkin saja tidak bermaksud untuk menyudutkan pelamar, tetapi lebih didasarkan pada kepedulian mereka terhadap kecocokan antara pelamar (calon karyawan) dengan budaya yang ada dalam perusahaan. Oleh karena itu jika pelamar ditanyakan mengenai hal-hal yang dirasa tidak berhubungan dengan pekerjaan yang ditawarkan, pelamar harus mampu mengidentifikasi apa makna dibalik pertanyaan tersebut. Untuk merespon pertanyaan-pertanyaan yang bersifat pribadi, pelamar dapat melakukan beberapa alternatif:

1. Pelamar bisa mengklarifikasi kepada penanya apa relevansi pertanyaan yang diajukan dengan jabatan yang dilamar sehingga penanya dapat menjelaskan lebih jauh hubungannya dengan pekerjaan, lalu berikan jawaban yang tepat.

2. Pelamar dapat menjawab langsung secara diplomatis dengan kesadaran penuh bahwa pertanyaan tersebut memang tidak memiliki hubungan langsung dengan pekerjaan / jabatan yang dilamar.

3. Pelamar bisa juga menolak untuk menjawab pertanyaan tersebut jika dirasa sangat mengganggu privacy pelamar. Jika hal ini terpaksa dilakukan, maka harus dilakukan dengan cara-cara halus dan diplomatis sehingga recruiter tidak merasa dilecehkan karena dianggap telah memberikan pertanyaan yang keliru.
Faktor-Faktor Negatif
Beberapa faktor, baik fisik maupun psikologis, yang harus diwaspadai oleh pelamar adalah faktor-faktor negatif yang menjadi perhatian pewawancara. Faktor-faktor tersebut misalnya:

1. Penampilan diri yang terlihat tidak professional (dandanan menor, pakaian yang tidak enak dilihat, tidak rapi, dan tidak sesuai suasana)

2. Bersikap angkuh, defensive atau agresif

3. Ogah-ogahan (tidak terlihat antusias atau tertarik dengan materi pembicaraan yang diajukan pewawancara

4. Gugup

5. Sangat menekankan pada kompensasi yang akan diterima

6. Selalu berusaha mencari-cari alasan atas setiap kegagalan yang pernah dialami di masa lalu

7. Tidak bisa berdiplomasi dan kurang bisa bersopan santun

8. Menyalahkan perusahaan lama atau bekas atasan dimasa lalu, atau mengeluhkan perubahan teknologi yang cepat

9. Tidak bisa fokus dalam menjawab pertanyaan atau pembicaraan pewawancara

10. Gagal memberikan pertanyaan kepada pewawancara

11. Berulang kali bertanya: “apa yang dapat diberikan perusahaan kepada saya kalau saya melakukan ......?”

12. Kurang persiapan: gagal memperoleh informasi penting seputar perusahaan, gagal menjawab pertanyaan-pertanyaan pewawancara dan tidak bisa mengajukan pertanyaan bermutu kepada pewawancara.

Beberapa Saran
Bagi anda pencari kerja yang dipanggil untuk menjalani wawancara kerja, mungkin ada baiknya anda memperhatikan beberapa saran dibawah ini.
Lakukan hal-hal berikut:

1. Pastikan anda sudah tahu tempat wawancara

2. Jika tidak diberitahu terlebih dahulu jenis pakaian apa yang harus dipakai, maka gunakan pakaian yang bersifat formal,bersih dan rapi

3. Mempersiapkan diri menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mungkin akan diajukan pewawancara

4. Usahakan untuk tiba 10 (sepuluh) menit lebih awal, jika terpaksa terlambat karena ada gangguan di perjalanan segera beritahu perusahaan (pewawancara)

5. Sapa satpam atau resepsionis yang anda temui dengan ramah

6. Jika harus mengisi formulir, isilah dengan lengkap dan rapi.

7. Ucapkan salam (selamat pagi / siang / sore) kepada para pewawancara dan jika harus berjabat tangan, jabatlah dengan erat (tidak terlalu keras namun tidak lemas)

8. Tetaplah berdiri sampai anda dipersilakan untuk duduk. Duduk dengan posisi yang tegak dan seimbang

9. Persiapkan surat lamaran dan CV anda

10. Ingat dengan baik nama pewawancara

11. Lakukan kontak mata dengan pewawancara

12. Tetap fokus pada pertanyaan yang diajukan pewawancara

13. Tunjukkan antusiasme dan ketertarikan anda pada jabatan yang dilamar dan pada perusahaan

14. Gunakan bahasa formal, bukan prokem atau bahasa gaul; kecuali anda diwawancarai untuk mampu menggunakan bahasa tersebut

15. Tampilkan hal-hal positif yang pernah anda raih

16. Tunjukkan energi dan rasa percaya diri yang tinggi

17. Tunjukkan apa yang bisa anda perbuat untuk perusahaan bukan apa yang bisa diberikan oleh perusahaan kepada anda

18. Jelaskan serinci mungkin hal-hal yang ditanyakan oleh pewawancara

19. Ajukan beberapa pertanyaan bermutu diseputar pekerjaan anda dan bisnis perusahaan secara umum

20. Berbicara dengan cukup keras sehingga suara jelas terdengar oleh pewawancara

21. Akhiri wawancara dengan menanyakan apa yang harus anda lakukan selanjutnya

22. Ucapkan banyak terima kasih kepada pewawancara atas waktu dan kesempatan yang diberikan kepada anda.
Hindari hal-hal berikut:

1. Berasumsi bahwa anda tahu tempat wawancara, padahal anda tidak yakin

2. Tidak melatih diri untuk menjawab pertanyaan yang kira-kira akan diajukan pewawancara

3. Berpakaian seadanya atau berpakaian dan berdandan sangat mencolok

4. Datang terlambat

5. Tidak membawa surat lamaran dan CV

6.Menganggap remeh satpam, resepsionis bahkan pewawancara

7. Menjabat tangan pewawancara dengan lemas dan gemetar

8. Merokok, mengunyah permen atau meludah selama wawancara

9. Duduk selonjor atau bersandar

10. Berbicara terlalu keras atau terlalu lembut

11. Membuat lelucon

12. Menjawab sekedarnya saja, seperti “ya” atau “tidak” atau “tidak tahu” atau “entahlah”.

13. Terlalu lama berpikir setiap kali menjawab

14. Mengalihkan topik pembicaraan ke hal-hal yang tidak ada hubungan dengan pekerjaan

15. Menyalahkan mantan atasan, mantan rekan kerja atau perusahaan yang lama

16. Memberikan jawaban palsu, berbohong atau memanipulasi data

17. Menanyakan gaji dan fasilitas yang diterima pada saat wawancara seleksi dimana anda belum tahu kemungkinan anda akan diterima atau tidak

18. Memperlihatkan rasa putus asa anda dengan menunjukkan bahwa anda mau bekerja untuk bidang apa saja dan mau melakukan apa saja asal bisa diterima bekerja di perusahaan tersebut

19.Membahas hal-hal negatif dari anda yang akan merugikan diri anda sendiri

20. Mengemukakan hal-hal yang dianggap masih kontroversial

21. Menelpon atau menerima telepon, atau membaca buku selama wawancara

22. Salah menyebut nama pewawancara

23. Tidak mengajukan pertanyaan pada saat diberikan kesempatan untuk bertanya

24. Lupa mengucapkan terima kasih kepada para pewawancara
Mengingat bahwa masih banyak calon karyawan yang menghadapi kendala dalam menjalani wawancara kerja, artikel ini diharapkan dapat memberikan sedikit pencerahan bagi mereka sehingga lebih siap dan percaya diri. Saya yakin masih banyak cara-cara yang mungkin belum tertulis dalam artikel ini, namun setidaknya jika anda melaksanakan saran-saran yang ada di atas maka anda akan memiliki bekal yang cukup dalam menghadapi wawancara kerja. Selamat mencoba dan semoga anda sukses diterima bekerja dan menemukan pekerjaan sesuai dengan yang anda inginkan.

Wawancara dan Tes Psikologi (Psikotes) 3

Berbohong saat tes wawancara bukan hanya tak berguna, tapi juga bisa membuat Anda tidak diterima. Lebih bijaksana bila pertanyaan dijawab apa adanya, spontan, langsung ke pokok persoalan, tidak mengada-ada, tidak menggurui, dan sopan.

"Padahal tinggal wawancara lo, kok gagal. Dulu juga begitu, selalu kandas di tahap ini". Keluhan macam itu banyak kita dengar dari mereka yang tak lolos dalam wawancara psikologi untuk melamar kerja. Sebuah kenyataan yang menyesakkan, apalagi kebanyakan tahapan wawancara berada diakhir proses seleksi. Lolos di sini berarti si calon diterima di tempat kerja yang baru.

Wawancara psikologi punya banyak makna. Ada beberapa versi, salah satunya, menurut Bingham dan Moore, wawancara adalah "... conversation directed to define purpose other than satisfaction in the conversation itself". Sedangkan menurut Weiner, "The term interview has a history of usage going back for centuries. It was used normally to designate a face to face meeting of individual for a formal conference on some point."

Dari kedua definisi itu didapatkan kondisi bahwa wawancara adalah pertemuan tatap muka, dengan menggunakan cara lisan, dan mempunyai tujuan tertentu.

Jangan dibayangkan wawancara itu sama dengan interogasi karena tujuan utamanya memang "berbeda", meskipun sedikit serupa dalam hal menggali dan mencocokkan data. Yang pasti, cara yang dipergunakan dalam kedua hal itu berlainan.

Interogasi lebih menekankan pada tercapainya tujuan, dengan berbagai cara dan akibat, baik secara halus maupun kasar. Posisi interogator lebih tinggi dan bebas daripada yang diinterogasi, serta lebih langsung.

Bandingkan dengan wawancara psikologi, di mana kedudukan antara pewawancara dan yang diwawancarai relatif setara. Kondisinya pun berbeda, karena tidak ada penekanan serta tidak menggunakan kekuasaan. Bahkan dalam kondisi ekstrem, seorang calon karyawan yang diwawancarai bisa saja tidak menjawab, pewawancara pun tidak akan memaksa. Namun, hal itu tentu akan sangat mempengaruhi penilaian dalam pengambilan keputusan seorang psikolog.

Cocok berbobot

Wawancara dalam tes psikologi (psikotes) sebenarnya satu paket dengan tes tertulisnya. Tes ini bertujuan mencari orang yang cocok dan pas, baik dari tingkat kecerdasan, serta sifat dan kepribadian. Istilah kerennya mendapatkan "the right man in the right place".

Wawancara dan Tes Psikologi (Psikotes) 2

Mengapa gagal?

Banyak calon karyawan gagal dalam psikotes, termasuk di dalamnya wawancara. Mengapa?

Sesungguhnya, hasil pemeriksaan psikologi bersifat rahasia, dalam arti tidak setiap orang dapat menerjemahkan dalam bahasa sehari-hari. Jadi, yang berhak adalah psikolog yang berkompeten.

Hal itu berbeda dengan tes kesehatan, di mana jenis kegagalan dapat disebutkan dengan jelas dan biasanya dapat pula dilihat. Sementara hasil psikotes masih merupakan data kasar berupa angka-angka sehingga perlu dijelaskan dalam bahasa awam oleh psikolog, untuk dijadikan data kualitatif.

Pada dasarnya psikotes bukan ujian. Psikotes tidak mengukur prestasi melainkan potensi dasar setiap individu. Dalam tes prestasi ada materi yang dapat dipelajari, misalnya bahasa Inggris. Bila seseorang mendapat nilai B dalam pelajaran itu, berarti penguasaan materi Bahasa Inggrisnya baik.

Sedangkan psikotes mengukur potensi dasar yang dimiliki tiap individu. Seseorang yang memang pada dasarnya cerdas, dites seperti apa pun tetap akan baik hasilnya. Asalkan dia serius pada saat mengerjakan dan tidak terganggu konsentrasinya sehingga dapat bekerja secara optimal.

Untuk mengurangi risiko gagal, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan. Yang pertama, penampilan fisik. Perhatikan dengan saksama apalagi bila profesi yang akan dimasuki mensyaratkan penampilan menarik - seperti pramugari, teller bank, atau sekretaris. Sedangkan tentara/polisi lebih menitik-beratkan pada postur ideal antara tinggi dan bobot badan, serta ada persyaratan minimal tinggi badan.

Perhatikan juga cara berpakaian, sebaiknya sesuaikan dengan situasi dan suasana. Misalnya, dalam wawancara untuk calon pramugari sebaiknya tidak mengenakan pakaian yang tidak selayaknya, seperti celana panjang berbahan jins. Atau menggunakan sepatu sandal, meskipun sedang mode.

Kerapian dan kesopanan berpakaian juga dipertimbangkan. Misalnya, tidak mengenakan kemeja yang lengan panjangnya dilipat, atau hanya mengenakan kaus, atau kemeja tidak dimasukkan.

Sikap pun memberikan nilai penting. Yang dimaksud dengan sikap ialah bagaimana si calon karyawan dapat menempatkan diri pada posisi yang tepat. Sebaiknya bersikap wajar saja, tidak dibuat-buat, tetapi juga tidak tegang atau gugup.

Selain itu, biasanya dinilai pula kesopanan yang sesuai dengan norma. Misalnya, tidak tampak menjilat, mengetuk pintu bila akan masuk ruangan, atau kalau belum dipersilakan duduk, ya, jangan duduk dulu. Dalam menjawab pertanyaan tidak bertele-tele, langsung pada inti masalah. Kemudian menjawab secara jujur, tidak perlu ditutup-tutupi. Misalnya, pernah tidak naik kelas atau pernah gagal pada tes di perusahaan lain.

Selain itu, dalam menjawab tidak usah menggurui, meskipun si calon sudah memiliki pendidikan yang cukup tinggi, pengalaman cukup banyak, atau dari segi usia lebih tua daripada si pewawancara.

Jangan pula menjawab dengan sombong, misalnya mengaku sebagai atlet yang sudah keliling ke banyak negara dan memiliki segudang prestasi. Bangga boleh-boleh saja, tetapi kalau hasil psikologi tertulisnya kurang baik, tetap saja tidak lulus.

Yang tidak kalah penting, tidak usah bertanya. Meski merasa optimistis dengan hasil tes tulis dan merasa bisa mengerjakan, calon tidak perlu bertanya mengenai hasilnya. Pada dasarnya wawancara adalah tes juga sehingga hal ini akan mempengaruhi penilaian. Selain itu, situasi yang dihadapi saat itu adalah situasi tes, bukan konsultasi psikologi. Pertimbangkan pula banyak calon lain yang menunggu.

Umumnya, untuk memperoleh informasi penting dari calon karyawan digunakan metode FACT, yaitu:

  • F: Feeling. Tentang apa yang dirasakan oleh orang itu. Ditanyakan minatnya, gambaran pekerjaan, apakah juga sudah terbayang.

  • A: Action. Mengenai tindakan-tindakan apa yang telah dilakukan.

  • C: Condition. Kondisi/situasi/keadaan di mana kejadian itu berlangsung.

  • T: Thinking. Mengenai apa yang dipikirkan atau yang diinginkan oleh orang pada saat itu.


Pemahaman yang lebih baik tentang wawancara psikologi akan membuat kita lebih mudah mempersiapkan diri menghadapi jenis wawancara ini. Yang pasti, wawancara psikologi tidak perlu ditakuti dan tidak bisa dibohongi.

Wawancara dan Tes Psikologi (Psikotes)

Wawancara dalam tes psikologi (psikotes) sebenarnya satu paket dengan tes tertulisnya. Tes ini bertujuan mencari orang yang cocok dan pas, baik dari tingkat kecerdasan, serta sifat dan kepribadian. Istilah kerennya mendapatkan "the right man in the right place".

Dasar pemikiran lain kenapa perlu diadakan seleksi, yaitu adanya perbedaan potensi yang dimiliki setiap individu. Perbedaan itu akan menentukan pula perbedaan dalam pola pikir, tingkah laku, minat, serta pandangannya terhadap sesuatu. Kondisi itu juga akan berpengaruh terhadap hasil kerja. Bisa jadi suatu pekerjaan atau jabatan akan lebih berhasil bila dikerjakan oleh individu yang mempunyai bakat serta kemampuan seperti yang dituntut oleh persyaratan dari suatu pekerjaan atau jabatan itu sendiri.

Ada beberapa tujuan spesifik dari wawancara psikologi. Pertama, observasi. Dalam hal ini calon kar-yawan dilihat dan dinilai. Mulai dari penampilan, sikap, cara menjawab pertanyaan, postur - terutama untuk pekerjaan yang memang membutuhkannya, seperti tentara, polisi, satpam, dan pramugari. Penilaian juga menyangkut bobot jawaban dan kelancaran dalam menjawab.

Demikian pula perilaku dan sikap-sikap yang akan muncul secara spontan bila berada dalam situasi yang baru dan mungkin menegangkan. Misalnya, mata berkedip-kedip atau memutar jari-jemari yang dilakukan tanpa sadar.

Dalam hal bobot jawaban, misalnya, si calon bisa dinilai apakah ia memberikan jawaban yang dangkal atau tidak, atau malah berbelit-belit. Jawaban berupa "Ingin naik pesawat" atau "Ingin ke luar negeri" merupakan contoh jawaban yang dinilai dangkal atas pertanyaan alasan menjadi pramugari.

Sedangkan kelancaran dalam menjawab biasanya dinilai dari berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh seorang calon karyawan untuk menjawab pertanyaan.

Dalam wawancara psikologi yang diperlukan sebenarnya jawaban spontan dan tidak mengada-ada. Misalnya, apabila ditanya alamat, sebut saja alamat kita. Tidak usah ditambah-tambahi atau malah berlagak sok pintar.

Tujuan berikutnya dalam tes wawancara adalah menggali data yang tidak didapatkan dari tes tertulis. Misalnya, apakah istri bekerja, anak bersekolah di mana, masih tinggal bersama orangtua atau tidak, serta apa judul skripsi dan berapa nilai yang didapat.

Yang tidak kalah penting dalam mempengaruhi penilaian adalah kecocokan data. Benarkah data yang ditulis oleh sang calon?

Atas dasar itu seorang psikolog sering melontarkan pertanyaan untuk menilai tingkat pemahaman dan intelegensi si calon. Misalnya, calon mengaku berpendidikan S2, maka diajukan pertanyaan yang sesuai dengan tingkat pendidikan itu. Bila jawabannya kurang bermutu, dapat saja diambil kesimpulan bahwa calon memiliki intelegensi yang kurang atau dianggap tidak serius selama menjalani proses pendidikan.

Sering juga terjadi hasil tes tulis bagus, tapi hasil wawancaranya kurang meyakinkan. Hal ini bisa terjadi karena mungkin ia telah beberapa kali mengikuti psikotes atau pernah mengikuti bimbingan psikotes. Tes ulang dapat menjadi alat untuk mengatasi keraguan itu.

Dalam konteks di atas, tidaklah mungkin seorang calon membohongi psikolog. Riskan pula bila dia tidak menjawab dengan sebenarnya. Terbuka sudah kepribadiannya yang tidak jujur, padahal kejujuran merupakan prasyarat penting untuk perusahaan.

Pada wawancara untuk evaluasi karyawan atau promosi jabatan biasanya data curiculum vitae (CV) dari instansi atau perusahaan sudah diberikan semua dari Bagian Personalia.

Manfaat lain wawancara adalah melengkapi data yang terlupakan atau tidak tertulis secara lengkap. Misalnya, sudah pernah mengalami psikotes atau belum. Kalau sudah, berapa kali? Untuk apa? Lulus atau tidak? Mungkin juga minat ataupun gaji yang diinginkan. Yang terakhir, manfaat wawancara yaitu untuk membuat keputusan.

Dari hasil pemeriksaan psikologi tertulis dan wawancara, dibuatlah kesimpulan, apakah calon ini memenuhi syarat seperti job description yang diberikan oleh perusahaan atau tidak.

Terkadang ada psikotes yang tidak menggunakan wawancara. Semua itu tergantung tujuan pemeriksaan, ketersediaan data yang mungkin sudah lengkap, serta tidak begitu mensyaratkan penampilan atau postur. Misalnya, bila yang diperlukan operator komputer, yang penting dia bisa komputer dan inteligensinya cukup.

Pertanyaan yang terlontar saat anda Interview

Q : Kata sifat apa yang paling cocok mendeskripsikan diri
Anda?
A : Jawab dengan kata sifat bernuansa positif yang berhubungan dengan dunia kerja, seperti hardworker, team player, dedikasi tinggi,dll. Tentunya lengkap dengan penjelasan mengapa kata
sifat tersebut mendeskripsikan diri Anda.

Q : Mengapa Anda tertarik bergabung dengan perusahaan kami?
A : Ini juga sudah harus dipersiapkan dari sebelumnya, cari tahu tentang latar belakang perusahaan dan posisi yang Anda lamar. Tunjukkan ketertarikan Anda terhadap perusaahan dan pekerjaan, bukan terhadap bayarannya.

Q : Lingkungan kerja seperti apa yang Anda suka?
A : Sesuaikan dengan calon pekerjaan baru Anda. Bila melibatkan kerja tim, tentunya katakan bahwa Anda adalah team player yang juga bisa bekerja independen sendiri. Bila kerja lebih banyak di luar ruangan, bisa Anda bilang Anda menyukai mobilitas,dll.

Q : Berapa kompensasi yang Anda inginkan?
A : Pertanyaan sensitif, tapi bukan berarti Anda harus merendahkan atau malah terlalu muluk. Sebutkan angka yang sesuai dengan achivement yang Anda miliki. Tidak apa-apa menyebut angka agak tinggi karena nanti urusan negosisasi gaji bisa dibahas lebih lanjut.

Bahasa Tubuh Anda Saat Wawancara Kerja

Wawancara kerja adalah salah satu proses bagi perusahaan buat menyeleksi para calon karyawannya. Proses wawancara ini pada dasarnya bertujuan untuk mengenal lebih calon karyawannya oleh pihak perusahaan, yang biasanya di wakili oleh divisi Personalia atau HRD. Banyak hal yang harus kita diperhatikan pada saat wawancara kerja, seperti komunikasi, pengetahuan, dll. Salah satu hal yang sering tidak kita perhatikan adalah bahasa tubuh kita pada saat wawancara, atau Istilah hollywoodnya biasa dikenal body language.

Bahasa tubuh atau body language dapat mempersepsikan sesuatu hal terhadap diri anda. Bahasa tubuh secara refleks akan muncul dari apa yang anda rasakan, inginkan bahkan anda pikirkan.

BAHASA TUBUH & WAWANCARA KERJA
Umumnya wawancara pegawai baru jarang berlangsung lebih dari 1,5 jam. Namun disitulah kunci utama bagi anda untuk menunjukkan bahwa andalah yang mereka cari. Disinilah bahasa tubuh yang meliputi postur dan gerakan jadi sangat menentukan. Penilai akan lebih mempertimbangkan bahasa tubuh anda, selain referensi, pengetahuan atau pengalaman anda.

Ada sebuah ungkapan yang mengatakan bahwa: ”Seorang pewawancara dapat menentukan layak tidaknya seseorang yang akan diwawancara diterima atau tidak hanya pada saat 5 menit awal, bahkan ketika anda memasuki ruang wawancara!!!”

Ungkapan tersebut sangat masuk akal menurut saya apabila kita sebagai seorang pewawancara dapat menginterpretasikan bahasa tubuh anda. Beberapa hal yang sering kita abaikan menurut saya adalah:
Pertama Busana. Ada baiknya pada malam hari kita memakai dan mencocokan busana yang akan kita kenakan pada saat wawancara esoknya, hal ini penting agar dandanan kita rapi, sesuai suasana dan tidak kelewatan alias terlihat menor!!!. Salah-salah kita malah menjadi bahan gunjingan dan tertawaan orang-orang di sekeliling kita. Selain itu apabila busana yang kita kenakan tidak membuat kita untuk tampil lebih percaya diri, tentunya hal ini sangat berpengaruh pada saat kita di wawancarai. Busana yang terlihat kucel dan tidak rapi juga dapat diinterpretasikan oleh pewawancara bahwa anda adalah pribadi yang tidak rapi, tidak suka kebersihan,dll.

Kedua adalah ketegasan sikap. Ketegasan sikap ini meliputi bagaimana cara berjalan kita menuju pewawancara ketika kita dipanggil. Sikap tegak dan berwibawa (bukan sombong) adalah hal yang patut anda perhatikan. Jangan Cara berjabat tangan anda juga sangat mempengaruhi. Hal lain yang mencakup ketegasan sikap adalah pada saat kita menjawab pertanyaan dengan tegas dan lugas, tegas dan lugas disini bukan sombong/angkuh, defensif, agresif, ogah-ogahan!!!. Logikanya adalah, mana ada perusahaan yang ingin karyawannya tidak enerjik ??!!.

Berikutnya yang Ketiga adalah tatapan mata. Seperti kata ungkapan roman-roman percintaan ala Itali, ”Mata tidak dapat berbohong”. Tatapan mata kita dapat mengungkapkan segalanya, apakah kita berbohong, jujur, antusias, memperhatikan bahkan apakah anda seorang yang pernah menggunakan narkoba!!!. Ketika berbicara dan menjawab pertanyaan dari pewawancara, jagalah selalu tatapan mata anda dengan melihat tatapan mata lawan bicara anda. Tetapi bukan melotot, salah-salah diartikan anda menantang.

Terakhir yang Keempat adalah sikap tubuh. Sikap tubuh atau bahasa bulenya biasa disebut gesture yang saya maksud adalah meliputi sikap tangan, kaki, tubuh, kepala serta wajah. Pada saat malam sebelum wawancara ada baiknya anda melatihnya terlebih dahulu di depan kaca, bagaimana sikap duduk anda yang baik dan benar misalnya. Duduklah dengan tegak dengan tangan diletakkan diatas paha anda (bukan dilipat diatas meja pewawancara) pandangan lurus kedepan menghadap pewawancara serta wajah yang bersemangat dan berseri-seri. Ada baiknya sebelum memasuki ruang wawancara tersenyumlah dahulu, hal tersebut membantu untuk membuat suasana hati anda menjadi menyenangkan, sehingga dapat membantu wajah anda terlihat ceria. Sikap tenang anda pada saat wawancara sangat membantu anda untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dari pewawancara dan jangan merokok pada saat wawancara atau sebelum wawancara !!!. Usahakan tidak terlalu banyak bergerak ketika menjawab pertanyaan, tapi bukan berarti kita harus diam seperti robot yang hanya menjawab bila diajukan pertanyaan. Namun apabila memang diperlukan untuk bergerak menggunakan tangan anda untuk melakukan ekspresi misalnya, lakukanlah dengan rileks dan santai.

Hal-hal yang saya sampaikan diatas memang bukan sebuah jaminan bahwa bila anda sudah melakukanya anda pasti diterima. Namun hal tersebut adalah merupakan tips-tips yang dapat membantu kita meningkatkan performa diri di dalam menghadapi sebuah wawancara kerja. Bagaimana persiapan anda besok...???

Jangan Sembarang Posting CV

Anda terbiasa memajang atau mengirimkan curriculum vitae (CV) lewat internet? Hati-hati! Banyak pihak lain yang hendak mencari keuntungan dari data Anda tersebut. Ternyata, data pribadi pelamar bisa saja disikat dan disalahgunakan.

Pam Dixon, Executive Director World Privacy Forum, mengatakan bahwa aktivitas yang kelihatannya sepele seperti mengirimkan resume secara umum, ternyata bisa berakibat fatal. Pada tahun kemarin ada lusinan warga amerika yang dituduh melakukan kejahatan berat karena identitas mereka telah digunakan untuk kejahatan online.

"Apabila anda memposting CV anda di Internet, berhati-hatilah," nasehat Dixon, seperti ditulis oleh theregister.com dan dikutip detikinet pada Selasa (26/4/2005).

"Semakin bagus isi CV anda, semakin besar resiko anda. Mereka akan mencuri data-data anda dan menggunakan informasi tersebut dengan membuat rekening baru atas nama anda dan melakukan tindakan kriminal seolah-olah anda terlibat didalamnya," tambah Dixon.

Ancaman lain datang dari sekelompok penipu yang menyamar menjadi calon bos pelamar. Modus penipuan tersebut bertujuan untuk mendapatkan uang dengan cara menjual data ke perusahaan tertentu yang digunakan untuk melihat latar belakang pemilik data.

Ada pula modus lain di beberapa kasus tertentu, komplotan penjahat menghubungi sang pencari kerja dan kemudian menawarkan pekerjaan yang mengatur transfer uang perusahaan. Setiap kali transfer yang biasanya dibawah pengawasan Bank federal sekitar US$ 10 ribu, pencari kerja tersebut bisa mendapatkan 5 persen dari nilai transfer.

Skema ini bertujuan untuk mencuci uang dari hasil kejahatan, dititipkan di rekening si "pegawai", kemudian uang tersebut diambil lagi oleh si "majikan" melalui Bank Western Union ke rekening lain.

Komplotan penjahat yang mengaku sebagai calon bos tersebut bisa meyakinkan si pengirim CV untuk memberikan informasi yang sifatnya sensitif seperti nomor keamanan sosial dan informasi mengenai rekening bank.

Persiapan Menghadapi Dunia Kerja

Bekerja bagi manusia adalah suatu kebutuhan, baik untuk aktualisasi diri maupun untuk mengarungi kehidupan di dunia. Bekerja pada dasarnya adalah hal yang sangatlah mudah dilakukan bagi setiap orang, melakukan suatu aktivitas tertentu sudah termasuk di dalam kamus bekerja. Namun tentunya yang akan saya bahas ini adalah tentang bekerja dalam hal meniti karir baik sebagai karyawan di suatu perusahaan ataupun menjadi seorang pebisnis/wirausahawan.

Hal yang sering terjadi pada seseorang yang baru memutuskan diri untuk mencari pekerjaan adalah kurangnya memahami aturan-aturan umum yang berlaku di dunia kerja. Hal ini patut di sadari karena pada umumnya kita hidup di dunia kampus yang merupakan dunia yang ceria, funky, glamour dan hura-hura. Harus disadari bahwa dunia kampus berbeda 180° dengan dunia kerja yang merupakan dunia serius.

MENTAL BEKERJA
Dalam dunia kerja selalu ada aturan-aturan main yang berlaku baik secara tertulis maupun tidak tertulis. Sebagai contoh sederhana adalah cara berpakaian, membuat janji serta cara-cara berkomunikasi dengan sopan.

Sehebat apapun anda atau seberapa banyak pun gelar yang anda sandang, aturan atau norma-norma tersebut tidak boleh anda abaikan. Anda harus belajar untuk menyesuaikan diri dengan budaya yang ada dalam perusahaan. Jika anda yang kebetulan berusia muda mau mengikuti aturan (contoh : bisa berkomunikasi dengan baik dan memiliki cara berpakaian yang pantas) maka gap antara senior dan junior akan dapat diminimalisasikan dengan cepat.

Ada sebuah ungkapan: “Bekerja itu gampang, mental bekerja itu yang sulit”, terkadang saat kita dihubungi oleh pihak JPCC UBAYA bahwa anda direkomendasikan untuk interview oleh pihak perusahaan telah kita lamar sebelumnya dan kita diminta untuk hadir pada tanggal, jam atau waktu tertentu. Namun celakanya kita membatalkan diri tanpa adanya pemberitahuan kepada pihak perusahaan dan yang lebih parahnya lagi adalah kita langsung saja tidak hadir pada janji yang telah kita sepakati dengan pihak perusahaan !!!. Hal ini mungkin bagi kita tidak pernah terpikirkan akibatnya, bahwa dari perbuatan tersebut anda bisa dimasukkan kedalam daftar hitam di kalangan Personalia/HRD. Mereka mempunyai ikatan yang sangat kuat di antara mereka sehingga jangan kaget apabila kita sering melakukan hal tersebut, maka tidak ada satupun panggilan kerja dari sekian banyak surat lamaran kerja yang kita masukkan...paling-paling kita menunggu panggilan dalam waktu yang sangat lama.

Contoh hal diatas adalah masalah kredibilitas anda sebagai calon pelamar di pertaruhkan. Hal tersebut dapat berakibat fatal apabila ternyata 10% dari calon pelamar dari mahasiswa Universitas Surabaya melakukan hal yang sama....maka akibatnya berdampak pada persepsi perusahaan terhadap seluruh lulusan mahasiswa...”bahwa ternyata lulusan UBAYA seperti itu !!”.

Menurut saya persiapkanlah mental bekerja dengan sebaik-baiknya, karena mental bekerja adalah salah satu faktor terpenting dari seseorang yang akan bekerja, baik pada suatu perusahaan ataupun wirausaha.

Hal berikutnya adalah cara berkomunikasi, Berkomunikasi adalah cara yang digunakan oleh manusia untuk saling berinteraksi satu sama lain. Latihlah cara berkomunikasi anda dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar, sebagai awal adalah Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Terkadang kita dihubungi oleh pihak perusahaan melalui telepon, apabila hal itu terjadi maka janganlah kita menjawab dengan menggunakan bahasa yang seenaknya, bahasa jawa, atau bahkan bahasa prokem, haram hukumnya !!!. Pada saat interview misalnya, cara kita menjawab suatu pertanyaan dapat di persepsikan oleh interviwer dengan berbagai macam. Cara kita menjawab pertanyaan pada saat interview juga sangat mempengaruhi penilaian, seseorang yang sudah sering berkomunikasi dengan baik pada saat menjadi aktivis kemahasiswaan misalnya, biasanya lebih dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh interviewer dengan cukup lugas, cerdas, dan tegas...Bagaimana dengan anda ??

Memancing Panggilan Wawancara Lewat Resume

"Resume yang menarik sangat memungkinkan seorang pelamar untuk mendapat panggilan wawancara kerja," ujar Alia Gemala dari Alamcvpro, Professional Resume Consultant.
===========================================================
SABAN pagi hari, di Jalan Asia Afrika, Bandung, sebuah papan
pengumuman di salah satu trotoar selalu dikerubungi banyak orang. Di papan itu tertempel lembaran-lembaran koran lokal yang memuat iklan lowongan pekerjaan. Belasan orang yang berkerumun itu dengan serius membaca satu per satu setiap iklan, lalu mencatat lowongan yang mereka minati.

"Resume yang menarik sangat memungkinkan seorang pelamar untuk mendapat panggilan wawancara kerja," ujar Alia Gemala dari Alamcvpro, Professional Resume Consultant. Alia menyarankan, surat lamaran yang dikirim pelamar sebaiknya berbentuk resume (ikhtisar mengenai data diri) ketimbang curriculum vitae (riwayat hidup). Hal itu dengan catatan tidak ada permintaan khusus dari penyelenggara pekerjaan. Pertimbangannya, resume hanya perlu memuat informasi yang berhubungan dengan keprofesionalan seseorang. Sementara CV menuntut pemuatan informasi personal yang tak ada hubungan langsung dengan keprofesionalan.

Kelebihan lainnya, resume maksimal dua halaman, sementara CV bisa berlembar-lembar, bahkan sepuluh halaman. "Padahal asumsinya, penyelenggara pekerjaan harus membaca banyak lamaran yang masuk sehingga hanya punya waktu sedikit untuk membaca setiap detail lamaran yang datang," imbuh Alia.

Prinsip dasar resume adalah menyajikan informasi yang jelas, ringkas, dengan format yang rapi. Informasi yang jelas dan ringkas dapat diwujudkan jika pelamar hanya memuat informasi yang berhubungan dengan keprofesionalan seseorang. Informasi yang tidak berhubungan dengan keprofesionalan adalah informasi yang cenderung personal, seperti status perkawinan, jumlah anak, agama, golongan darah, serta nama sekolah sejak taman kanak-kanak.

"Informasi yang cenderung personal seperti itu memang sebaiknya tidak dicantumkan. Sebab, keterangan semacam itu bisa memancing anggapan-anggapan tertentu yang bisa kurang menguntungkan pelamar. Sementara untuk mengetahui kualitas pelamar yang lebih dalam kan melalui wawancara. Anggapan negatif bisa menyempitkan peluang pelamar memperoleh wawancara," ujar Amir Basuki dari Alamcvpro menambahkan.

Amir mencontohkan, keterangan status pernikahan, misalnya, peluangnya mudah dipersepsikan negatif bagi penyelenggara pekerjaan yang menuntut pekerjanya bermobilitas tinggi. Ada peluang penyelenggara pekerjaan berpikir orang yang telah menikah, terlebih pekerja perempuan, sulit untuk beradaptasi jika pekerjaannya harus sering ke luar kota.

Pelamar yang merasa punya kualifikasi keprofesionalan yang baik, meski sudah menikah, bagaimanapun berhak untuk mendapat peluang dinilai lebih jauh melalui wawancara langsung. Bukan semata dinilai dari keterangan pada resume dan surat lamarannya.

"Melalui resume pancinglah penyelenggara kerja untuk ingin tahu lebih jauh mengenai diri kita melalui wawancara. Jika saat wawancara ditanya status perkawinan, ya jawab sejujurnya. Namun, jangan muat itu dalam resume sebab itu memberi peluang penyelenggara kerja yang berpersepsi negatif dan urung memanggil kita untuk wawancara," papar Amir.

ALIA menegaskan, pelamar jangan terjebak untuk menampilkan resume semenarik mungkin hanya dengan membuat format yang menarik tetapi mengabaikan isi. Mengorganisasi informasi diri adalah hal penting yang harus mendapat perhatian pelamar. Seorang pelamar sebisa mungkin bisa menonjolkan potensi dirinya, misalnya melalui pencapaian-pencapaian (accomplishment) yang pernah mereka perbuat.

"Seorang pelamar kerap kali terlupakan menyajikan accomplishment mereka, tetapi hanya menjabarkan responsibility (tanggung jawab) pada pekerjaan mereka sebelumnya. Padahal, accomplishment bisa menjadi semacam garansi bahwa si pelamar ini dapat bekerja baik dalam berbagai situasi," kata Alia.

Pelamar yang sudah pernah bekerja kerap kali hanya memuat soal tanggung jawab apa saja yang pernah mereka pegang di tempat bekerja sebelumnya. Namun, mereka "lupa" mencantumkan bagaimana pencapaian yang bisa mereka raih berdasarkan tanggung jawab tersebut. Pencapaian atau prestasi bisa juga berarti seseorang dapat menyelesaikan pekerjaan melampaui target yang ditetapkan berdasarkan tanggung jawabnya.

"Namun, Anda jangan pula terjebak menuliskan promosi jabatan sebagai bagian dari prestasi atau pencapaian itu. Kalau promosi tersebut ukurannya enggak jelas, bisa saja calon penyelenggara pekerjaan berpikir bahwa promosi itu subyektif. Bisa saja kan, misalnya karena dia pandai melayani bos lamanya," ujar Amir.

Dengan demikian, penyajian prestasi atau pencapaian merupakan hasil kerja yang konkret. Misalnya, seseorang sebagai pekerja penjual (sales) dalam kurun waktu tertentu bisa mencapai angka penjualan suatu produk dua kali lipat dari target yang dibebankan kepadanya.

"Namun, Anda tetap harus jujur . Jika ada suatu proyek yang pernah dijalankannya berhasil, dan itu merupakan kerja tim, sebutkan bahwa kita bagian dari tim tersebut, bukan prestasi individual," tambah Amir.

Pelamar kerja yang belum berpengalaman, misalnya lulusan perguruan tinggi, mencantumkan kegiatan-kegiatan selama masa kuliah tidak ada salahnya. Namun, sebaiknya hanya mencantumkan kegiatan yang sekiranya cukup penting dan ada pencapaian yang berhasil diperolehnya melalui kegiatan tersebut.

"Saya tidak menganjurkan pencantuman berbagai seminar yang pernah diikuti. Itu kurang relevan dan hanya menambah panjang lembar resume saja," kata Amir.

Hal lain yang juga sering kali dilakukan pelamar adalah menuliskan kalimat-kalimat muluk yang tidak terukur dalam surat lamaran. Seperti lazimnya resume dan surat lamaran (cover letter) masa kini ditulis dalam bahasa Inggris. Amir mencontohkan kalimat, having strong managerial skill (memiliki kemampuan manajerial yang kuat). "Apakah kalimat dalam surat lamaran itu ada penjelasan di dalam resumenya? Terkadang tidak, jadi hanya kalimat-kalimat muluk yang tidak ada ukurannya untuk diketahui penyelenggara kerja saat membaca," ujar Amir.

Dia menekankan, jika pelamar ingin menuliskan deskripsi diri dengan kalimat-kalimat "tinggi", sebaiknya juga menyertakan bukti konkret dan relevan dalam resume.

"Kalimat-kalimat muluk itu kerap kali muncul mungkin juga karena pelamar, khususnya lulusan baru, mencontoh dari surat lamaran orang lain. Itu sangat tidak disarankan sebab setiap orang unik dengan segala potensi dan kekurangannya," tandas Amir.

Tujuh Isyarat Akan Dipromosikan Bos

Jujur deh, Anda pasti akan bersuka cita kan jika dipromosikan naik jabatan oleh bos? Tapi tentu saja untuk mendapatkan promosi itu tidaklah mudah. Butuh usaha dan perjuangan keras untuk mendapatkannya. Karena tidak ada seorang atasan pun yang mau begitu saja mempromosikan anak buahnya.

Tapi ada beberapa pertanda yang mengisyaratkan bahwa sebentar lagi bos akan segera segera mempromosikan Anda. Apa aja tuh? Simak deh tujuh isyarat penting di bawah ini:

1. Bos memuji di belakang Anda
Ada tipe bos yang tidak suka berterus terang memuji anak buahnya. Nah kalo teman Anda menyampaikan bahwa diam-diam bos suka memuji di belakang Anda, ada kans untuk naik jabatan. Biasanya bos yang seperti ini khawatir jika pujian yang dilontarkannya akan menyebabkan anak buahnya besar kepala. Sehingga ia lebih suka memuji di belakang punggung Anda.

2. Bos meminta Anda mengerjakan tugas senior
Bila tiba-tiba bos menugaskan Anda mengerjakan hal-hal sulit, yang seharusnya menjadi tugas senior, Anda boleh berbangga. Karena berarti bos mulai menyadari potensi Anda dan yakin bahwa Anda mampu mengerjakannya. Maka jangan mengeluh atau menyatakan ketidaksanggupan Anda. Terima dan hadapilah tantangan tersebut.

3. Bos mempercayakan tugas di saat kritis
Bila tiba-tiba Anda mendapat tugas darurat yang ternyata bisa menyelamatkan perusahaan, itu salah satu isyarat penting bahwa bos sangat yakin dengan kemampuan Anda. Dan jika Anda mampu menyelesaikannya nama Anda langsung masuk dalam daftar karyawan yang akan segera naik pangkat.

4. Bos mendorong Anda melakukan pekerjaan lebih berat
Tak perlu cemas dengan tugas berat, karena sering kali kita tak mampu melihat kesanggupan diri pribadi. Sedang, bos sadar akan semua kelebihan anak buahnya. Sehingga ia berani menyerahkan tugas yang tidak bisa dianggap ringan pada salah satu anak buahnya.

5. Bos membiarkan Anda bekerja sendiri
Bila Anda harus bekerja seorang diri, jangan buru-buru mengambil kesimpulan bos mengabaikan Anda. Inilah tanda bahwa bos sangat mempercayai Anda. Tidak hanya soal kepercayaan tetapi juga soal etika. Bukankah sangat tak nyaman bila saat bekerja bos mondar-mandir mengawasi Anda seperti seorang satpam yang siap memergoki maling?

6. Bos melibatkan Anda dalam kegiatan di luar
Anda bisa bangga bila diberi tugas mewakili perusahaan pada kegiatan di luar. Apalagi mewakili langsung bos Anda yang tak dapat hadir. Bila Anda mendapat tugas itu, berarti bos sangat menghargai keahlian serta karakter Anda. Ia dengan bangga memperkenalkan Anda sebagai kesatuan dalam tim kerjanya.

7. Bos memperhatikan kesejahteraan Anda
Bila Anda pernah menerima email dari bos Anda menanyakan soal kesejahteraan Anda dan kemudian dia memperjuangkannya secara diam-diam itu tandanya bos memperhatikan kesejahteraan Anda. Dan tentu saja perhatian ini bukan tanpa alasan. Bos merasa bahwa Anda layak mendapatkan kesejahteraan yang lebih karena potensi dan keahlian Anda.

Tujuh isyarat tersebut dapat membuka tabir rahasia bagaimana sesungguhnya sikap bos terhadap Anda. Ingat, sikap cuek, senyum sinis, kritikan atau kejutan pekerjaan dari bos, tidak harus berarti negatif. Yang penting Anda harus menyertakan ketulusan dalam menjalankan tugas, kerja keras dan dedikasi. Bila bos Anda memang seorang pimpinan yang hebat, dia pasti mengamati Anda dengan sejumlah rencana masa depan yang lebih gemilang. Nah jika Anda mengalami tujuh isyarat tersebut, siap-siaplah menyambut karir yang lebih oke!

Pekerjaan Tidak Sesuai Minat, Apakah Saya Telah Gagal ?

Idealnya kita bekerja sesuai minat atau sesuai latar belakang pendidikan, dan kebanyakan orang pasti berpikir demikian. Namun kenyataan seringkali berbeda, dikarenakan kondisi atau tuntutan yang ada sehingga mengharuskan kita banting setir dan menekuni bidang yang tidak kita sukai atau diluar keahlian kita semula.

Apakah ini artinya Anda harus menyesali keadaan dan tidak bisa menemukan kegairahan dalam bekerja ? Apakah artinya Anda telah gagal ? Jawabannya : TIDAK, dan adalah merupakan pilihan bagi Anda untuk menjadikan hidup dan pekerjaan anda menyenangkan atau tidak, yaitu dengan mengubah cara berpikir Anda sendiri. Anda sendiri yang menentukan makna dari pekerjaan saat ini, yang pastinya berdampak pada keberhasilan di masa mendatang.

Benarkah Anda Telah Gagal ?
Seringkali kegagalan berawal dari persepsi atau pemikiran diri kita sendiri. Karena teman-teman berhasil di bidang yang sesuai pendidikan mereka, karena saya malu jika ditanya orang tua, saya malu karena sudah buang waktu sekolah lama-lama tapi tidak bisa menerapkan, atau karena saya tidak suka jadi ini berat bagi saya... merupakan beberapa alasan mengapa kita menganggap diri kita gagal.

Anda bisa menilai diri gagal, namun orang lain belum tentu menganggap demikian. Banyak sekali alasannya. Bahwa Anda tetap bisa menjalankan pekerjaan dengan baik atau bisa memberikan kontribusi bagi kesuksesan kerja tim, bahwa Anda adalah rekan kerja yang menyenangkan, anggapan bahwa Anda sudah sangat membantu perekonomian keluarga, bahwa Anda tidak lagi tergantung secara finansial pada orang tua, menjadikan orang lain tidak pernah menganggap diri Anda gagal dalam bekerja.

Berhasil atau gagal, apa tolok ukurnya ?
Perlu diingat bahwa penilaian akan keberhasilan atau kegagalan tidak melulu ditentukan oleh kita sendiri, namun juga orang lain atau lingkungan kita. Standar yang kita pakai juga menentukan arti keberhasilan atau kegagalan. Anda menganggap keberhasilan dinilai dari materi, pengakuan lingkungan, kesenangan pribadi, minat dan idealisme, atau ada hal lain ? Anda tentunya tidak bisa memborong semuanya karena hal ini akan membuat Anda makin stress dan terbebani. Ingat, tidak ada orang yang sempurna. Buatlah prioritas mengenai target atau standar Anda sendiri, dengan dasar pemikiran yang paling realistis.

Jika Anda merasa materi paling penting saat ini, tentunya Anda harus cukup realistis dan tidak lagi memusingkan mengenai suka tidak sukanya anda dengan bidang kerja, dan lebih fokus pada bagaimana mengoptimalkan kemampuan dan mengejar target kerja sebaik mungkin. Jika pengakuan lingkungan menjadi prioritas, apapun bidang kerja Anda, asalkan bisa menghasilkan kinerja terbaik otomatis Anda bisa mendapatkan pengakuan tersebut.

Walaupun minat Anda sesuai kadang kinerja masih banyak faktor lain pada diri Anda yang bisa berpengaruh pada kepuasan dan keberhasilan, termasuk faktor kemampuan, karakter pribadi, atau sikap kerja, selain masih segudang faktor eksternal yang perlu disiasati. Selain itu, karena kita mahluk sosial, biasanya peran lingkungan masih tetap kuat, demikian pula factor terpenuhinya kebutuhan hidup. Artinya apabila Anda benar-benar fokus pada minat dan idealisme, maka Anda harus berbesar hati mencari kesempatan yang sesuai, walaupun harus dengan bekerja sangat keras dan terpaksa mengorbankan prioritas lain untuk saat ini, misalnya dalam hal materi atau pendapatan dan sebagainya.

Apa yang Harus Dilakukan ?
a. Anda bisa mulai dengan membuat checklist mengenai plus minus pekerjaan Anda sekarang. Apa yang Anda senangi dan tidak, apa manfaatnya bagi Anda dan apa kerugian yang Anda dapatkan sejauh ini. Anda juga bisa mencari informasi terbaru mengenai segala peluang dan ancaman terkait pekerjaan tersebut saat ini dan mendatang, baik secara spesifik di perusahaan Anda bekerja atau secara umum di bisnis yang anda tekuni.
b. Cermati pula kekuatan dan kelemahan diri Anda berdasarkan masukan dari rekan kerja, atasan atau keluarga, selain pengamatan Anda terhadap keberhasilan proyek kerja atau tugas-tugas sejauh ini.
c. Apabila Anda memutuskan untuk tetap di bidang kerja saat ini, masih banyak cara mengoptimalkan kinerja Anda dan mendapatkan pengakuan atas keberhasilan Anda. Susun target-target spesifik, mulailah dari jangka pendek dan yang paling realistis agar Anda bisa memenuhinya secara optimal.
d. Jika Anda memutuskan kembali ke jalurpendidikan atau minat Anda, buatlah rencana yang matang dengan memperhitungkan segala aspek, kerugian yang Anda akan alami di waktu dekat serta tindakan antisipasinya. Cari tahu
ke sebanyak mungkin rekanan atau sumber informasi lain (website, buku, koran dan sebagainya) demi melengkapi analisa Anda. Perlu diingat juga, Anda perlu mencermati lagi apakah kesempatan itu harus dalam bentuk pekerjaan formal ataukah bisa dilakukan secara paruh waktu, atau bahkan berusaha mandiri (wiraswasta) ? Ingat, Anda tetap harus mengukur kemampuan dan meramalkan keberhasilan Anda, dan memulai tindakan secara hati-hati, sehingga Anda bisa mengevaluasi setiap langkah dan tidak gegabah dalam bertindak.

Apapun pilihan Anda, Andalah yang menentukan keberhasilan atau kegagalannya selama Anda sudah memperhitungkan betul setiap langkah dan mengantisipasi segala resikonya. Semoga sukses !

MULTIPLE OFFERS

Multiple Offers atau penawaran kerja dari dua atau lebih perushaan kepada pencari kerja yang datang pada saat bersamaan, sering kita alami di dalam kehidupan sehari-hari para pencari kerja.

Contoh Multiple Offers yang sering terjadi adalah, ketika kita mendapatkan panggilan dari perusahaan A agar hadir pada tanggal dan hari tertantu untuk keperluan wawancara misalnya, tiba-tiba beberapa waktu kemudian kita mendapatkan panggilan dari Perusahaan B untuk melakukan tes psikologi pada waktu dan jam yang sama dengan perusahaan A.........klo sudah gini gimana jadinya????

Menurut Marky Stein dalam salah satu bukunya yang berjudul Fearless Interviewing, dalam satu sisi hal ini baik bagi para pencari kerja, karena sang pencari kerja dapat memilih perusahaan mana yang menawarkan pekerjaan yang bona fide.

Hal yang bisa dilakukan kita sebagai pencari kerja adalah: Pertama, hubungilah perusahaan kedua yang memberi kabar kepada kita, lakukanlah negosiasi, katakan saja secara jujur bahwa kita sudah terlebih dahulu berjanji kepada perusahaan A untuk wawancara di hari dan jam yang sama. Apabila pihak perusahaan tetap meminta anda untuk melakukan pilihan, maka langkah yang Kedua adalah, mau tidak mau kita tetap harus memilih dan menentukan pilihan. Namun sebelum kita menentukan pilihan, kita dapat melihat peluang diterimanya kita di dua atau lebih perusahaan yang memanggil kita. Sehingga walaupun kita tetap harus memeilih, kita pilih yang peluang diterimanya paling besar.

Menjatuhkan pilihan kepada salah satu perusahaan yang menawarkan pekerjaan kepada kita adalah hal yang sangat logis. Harus disadari bahwa kita sebagai pencari kerja memang harus memilih salah satu dari tawaran kerja tersebut, dan terkadang suatu pilihan atau keputusan yang kita buat memang harus mengkorbankan yang lain. Namun menurut saya ada baiknya sebelum menjatuhkan pilihan tersebut kita membuat analisa SWOT (Strength, Weakness, Opportunity and Threat) dari adanya tawaran pekerjaan yang kita terima.

Yang menarik menurut saya adalah ketika kita mendapatkan Multiple Offers, selalu ada kelebihan dan kekurangan dari tawaran pekerjaan tersebut.....lantas, bagaimana kita memutuskan pilihan kita?

Saran saya adalah, pilihlah berdasarkan apa yang terbaik menurut kita masing-masing. Nilai kita masing-masing individu tidaklah sama. Tentukanlah salah satu tawaran pekerjaan yang membuat kita merasa nyaman dan bahagia di tempat kerja. Nilai uang atau gaji memang sangat penting, tetapi uang atau gaji bagi kebanyakan orang bukan menjadi faktor utama di dalam kepuasan kerja (motivasi berkarir).

Hal-hal lain yang menjadi nilai-nilai pribadi kita atau motivasi berkarir sendiri perlu kita pertimbangkan masak-masak seperti, keluarga, kebebasan, kreativitas, nilai sosial, spiritual dll. Sebagai contoh, apabila nilai yang saya anut adalah nilai keluarga, maka apabila saya harus bekerja diwaktu-waktu yang menyita waktu keluarga saya misalnya sering lembur hingga jam 9-10 malam, maka saya pasti tidak akan merasa betah karena kepikiran dengan keluarga saya di rumah. Walaupun gaji yang saya terima adalah 6 juta/bulan ditambah bonus-bonus lain dan tentunya ada uang lembur!!!.

Oleh karena itu tentukanlah terlebih dahulu nilai-nilai yang anda anut, namun tetaplah harus mempersiapkan mental bekerja dan fleksibel apabila ingin sukses. Sekali lagi saya tekankan bahwa setiap orang tidak selalu sama akan prioritas nilai-nilai yang dianut.

Untuk itu saya berikan sedikit tips dalam memilih tawaran pekerjaan yang datang kepada kita, ada beberapa hal yang perlu kita pertimbangkan,

Pertama adalah kesesuaian antara tawaran yang ada dengan pengalaman kerja kita, kemampuan kita dan minat kita.

Kedua, jenis perusahaan yang kita harapkan untuk dapat berkarir dengan baik, perusahaan lokal vs multinasional, perusahaan pribadi vs perusahaan terbuka.

Ketiga adalah sifat pekerjaan yang ditawarkan, sejenis posisinya vs promosi.

Keempat, seberapa besar peluang kita untuk mendapatkan posisi tersebut, seberapa banyak perkiraan kita dan keunggulan kita terhadap para pesaing-pesaing kita.

Ok...Semoga Sukses !!!

MUNDUR DARI PEKERJAAN ANDA ?

Suatu hari pastilah kita merasakan kejenuhan dengan pekerjaan dan salah satu yang terbersit di pikiran adalah hengkang dari pekerjaan lama, mencari pekerjaan baru. Namun benarkah kita ingin mengundurkan diri, yakinkah atas keputusan penting tersebut ? Ingatlah bahwa kompetensi meraih peluang pekerjaan saat ini sangat penuh persaingan, apalagi bila pertimbangan kita kurang masak.

Berbagai alasan yang menyebabkan kita terkadang terburu-buru dalam mengambil keputusan mengundurkan diri, misalnya saja gaji yang tidak naik-naik, tekanan pekerjaan dari pimpinan, tekanan persaingan kerja dari teman kantor, jam kerja yang tidak manusiawi, lingkungan kerja yang tidak menyenangkan, tidak mendapat upah lembur, atau bahkan mungkin godaan tawaran pekerjaan yang lebih mudah dengan hasil yang tampaknya lebih banyak. Ingat-ingatlah apa pertimbangan kita dulu saat memutuskan untuk menerima pekerjaan ini, benarkah hal-hal tadi sudah pernah kita pikirkan.

Ada baiknya kita bertahan dulu di pekerjaan yang lama. Jadilah karyawan yang bermutu, kreatif, bisa bekerja keras, serta mampu melaksanakan tugas yang dibebankan dengan sungguh-sungguh karena tidak sedikit perusahaan yang sangat menghargai loyalitas karyawannya. Perlu diketahui juga bahwa uang dan jabatan yang ingin kita raih pasti akan mengikuti irama bekerja kita. Semakin sigap kita melangkah maka semakin cepat juga cita-cita kita tercapai.

Dan siapa tahu setelah mengetahui hasil kerja kita selama ini, kita akan diberikan posisi lebih baik, lebih tinggi, basah atau mungkin berkenalan dengan relasi yang menawarkan jabatan baru yang lebih baik lagi, hal ini sering juga terjadi !

Namun bila kita merasa benar-benar yakin dengan keputusan akhir dengan berpamitan pada pekerjaan lama, ada baiknya kita berpamitan dengan baik. Bukankah kita masuk dengan baik-baik juga ??

Tidak sedikit dari kita yang kurang memperhatikan tata krama bila mengundurkan diri. Tidak perlu terlalu kaku hingga terkesan birokrasinya berbelit-belit atau malahan terlalu santai hingga tidak pamit pada siapapun juga…wah kalau seperti ini, bisa-bisa kita dianggap pembelot !

Ada dua cara yang bisa kita lakukan saat akan mengundurkan diri yaitu :
1. Menyampaikan secara lisan
2. Menyerahkan surat pengunduran diri

Pada saat kita menghadap pimpinan atau bagian HRD untuk menyerahkan surat tersebut hendaknya jauh-jauh hari sebelumnya, setidaknya sebulan sebelum kita mengundurkan diri. Mengapa begitu ? Banyak perusahaan yang memberikan aturan main seperti ini karena mereka juga perlu mempersiapkan calon pengganti kita. Sampaikan pengunduran diri kita dengan sopan serta berikan alasan yang kuat, jelas, tidak bertele-tele, dan yang penting ... jangan emosional ! Gunakan juga tata bahasa yang baik dan lugas.

Ada baiknya bila kita mencari informasi dulu mengenai peraturan di perusahaan agar tidak merugikan diri sendiri ataupun merugikan perusahaan. Karena semua tergantung kebijakan masing-masing perusahaan. Dan untuk kebaikan kita sendiri sebaiknya mengundurkan diri di akhir bulan, agar tetap dapat menerima gaji untuk bulan tersebut !!

STRATEGI MENJUAL DIRI MELALUI SURAT LAMARAN

Di era yang hyper kompetitif ini persaingan kerja sudah sangat ketat. Bayangkan saja, apabila sebuah Perguruan Tinggi mampu menghasilkan lulusan sebanyak 500 wisudawan berarti akan ada 500 orang pencari kerja yang saling bersaing untuk mendapatkan kerja. Nah, padahal untuk Perguruan Tinggi sekelas Universitas Surabaya jumlah lulusannya adalah sekitar 800-1000 wisudawan, belum klo kita hitung ada berapa Perguruan Tinggi di Indonesia!! dan wisuda biasanya setahun ada 2 kali! anda bisa bayangkan sendiri bagaimana ketatnya persaingan dunia kerja saat ini.

Pertanyaannya sekarang adalah, bagaimana kita menyikapinya? sebetulnya yang paling tepat bagi saya adalah “Bagaimana menjadi individu pemenang?. Menjawab pertanyaan ini menurut saya adalah bagaimana strategi anda di dalam menjual diri anda?.

Untuk menjadi pemenang di era yang hyper kompetitif ini memang dibutuhkan strategi di dalam menjual diri kita masing-masing. Strategi menjual diri tidak hanya berlaku bagi mereka-mereka yang baru lulus (fresh graduate) atau pencari kerja saja. Tetapi hal ini berlaku bagi mereka-mereka yang berwirausaha dan bahkan bagi mereka-mereka yang sudah bekerja.

Dalam Think Career Media edisi kali ini saya hanya akan membahas tentang bagaimana strategi menjual diri pada saat melamar pekerjaan melalui surat lamaran pekerjaan atau dikenal dengan bahasa bule-nya Resume.

Bagi mereka yang baru lulus atau bahasa kerennya fresh graduate dan ingin bekerja di perusahaan, strategi menjual diri yang bisa dilakukan adalah bagaimana anda menjadi pemenang di seleksi penerimaan karyawan tahap awal.

Pada suatu kasus ada banyak pelamar yang berjuang agar lolos seleksi penerimaan karyawan baru di suatu perusahaan yang hanya membutuhkan 5 orang saja, dan itu adalah tantangan anda!. Strategi menjual diri saran saya adalah, Pertama buatlah surat lamaran pekerjaan anda & data diri anda semenarik mungkin! (tentunya tanpa melupakan kaidah/norma-norma membuat surat lamaran). Alasan saya adalah, apabila setiap surat lamaran akan dibaca minimal 30 detik karena banyaknya surat lamaran yang masuk, maka target anda dengan surat lamaran yang indah adalah menarik perhatian pembaca/penyeleksi sehingga surat lamaran anda dibaca 1 menit!!. 1 menit sudah lebih dari cukup dibandingkan para pesaing anda yang hanya 30 detik saja. Lebih bagus 30 detik, bagaimana kalau hanya dilihat 2 detik kemudian langsung lewat!.

Membuat surat lamaran semenarik mungkin bisa dilakukan dengan menggunakan desain-desain formal yang ada sudah tersedia di Ms. Word (Microsoft) atau Word Processor (Open Office). Misalnya anda menggunakan diagram, rectangle, autoshape, wordart, clipart, dll.

Buatlah surat lamaran & data diri dengan format yang lain daripada yang lain dan mudah serta enak dibaca. Selama ini yang terjadi adalah surat lamaran hanya dibuat satu format saja, padahal tidak ada format baku surat lamaran!!.

Kedua adalah, menulis surat lamaran pekerjaan sama saja dengan menulis surat cinta kepada orang yang anda kasihi. Ada baiknya anda menggunakan kertas yang bagus, tidak harus selalu HVS A4 bisa kertas jenis lain tapi yang bersih, dan ditulis secara rapi dan menarik seperti anda sedang menulis surat cinta. Hal ini sangat membantu anda dalam hal menjual diri anda kepada perusahaan secara positif tentunya.

Inti dari strategi menjual diri melalui surat lamaran adalah Differentiation atau tunjukanlah pembeda diri anda terhadap para pelamar yang lain. Sebetulnya sederhana saja, bagaimana surat lamaran kerja anda ingin dilihat selama 1 menit apabila surat lamaran anda sama saja dengan 500 surat pelamar yang lain?.

INSPIRASI, Sumber Sukses!

Ditengah kondisi ekonomi yang masih sulit melkita negeri ini dengan badai krisis moneter yang menghantam sejak tahun 1998 ditambah dengan kenaikan BBM baru baru ini, tak jarang mengendorkan semangat dan memudarkan asa dan harapan serta impian kita. Kesuksesan yang dicita-citakan sepertinya cuma tinggal impian belaka.

Tapi jangan manjakan rasa pesimis kita ditengah kondisi yang menimpa bangsa ini. Apapun kondisinya masih ada jalan menuju sukses. Caranya? Yaitu menurut saya dengan mencari sumber inspirasi sukses. Seperti yang sudah saya bahas di edisi sebelumnya, berpikir Positif adalah salah satu kuncinya! namun dalam edisi kali ini saya akan berikan salah satu hal yang lain yaitu apa yang kita kenal dengan Inspirasi!.

Inspirasi mempunyai kekuatan-kekuatan yang mampu merangsang otak kita untuk mendapatkan ide-ide segar dan menemukan bagaimana kita memecahkan masalah yang tengah kita hadapi. Konon inspirasi-inspirasi tertentu dapat menggugah semangat kita untuk mencapai apa yang kita dicita-citakan.

Pertanyaannya adalah darimana kita dapatkan sumber inspirasi sukses itu? Menurut saya beberapa sumber inspirasi sukses bisa kita peroleh dari:

Kisah sukses di sekeliling kita
Sebenarnya banyak contoh-contoh sukses disekeliling kita, dari yang terdekat adalah keluarga kita sendiri. Kita dapat melihat ayah kita yang sukses didalam karirnya, Ibu kita yang suskes dengan pekerjaannya, tetangga depan atau samping rumah kita yang sukses menjalankan bisnis usahanya. Teman kita yang telah sukses dalam pekerjaannya karena mengelola usahanya hingga mendapatkan keuntungan yang berlipat-lipat, Atasan kita yang cukup sukses didalam menjalankan bisnisnya dengan memimpin anggota timnya dan perusahaannya. Hal ini sebenarnya sering kita temui namun selalu luput dari pengamatan kita. Saran saya adalah, tanyailah dan belajarlah dari pengalaman serta perjuangan yang telah dijalaninya didalam mencapai kesuksesan tersebut. Kita bisa belajar cara mereka mencapai sukses!

Kisah sukses public figure atau orang-orang terkenal
Coba Kita ikuti kisah sukses seorang tokoh terkenal yang menjadi idola Kita. Simak bagaimana dia bisa meniti kesuksesan. Kita bisa mengetahuinya lewat surat kabar, televisi, dan media lain yang memuat kisah suksesnya. Walau tidak berpengaruh langsung pada kesuksesan Kita, tapi kisah sukses orang-orang terkenal bisa menjadi sumber inspirasi Kita untuk meraih sukses.

Cerita fiksi
Sering kita menonton film bioskop, sinetron, novel, atau telenovela. Meski ceritanya banyak yang tak masuk akal dan terkesan dibuat buat, tapi ada beberapa yang menyelipkan pesan positif dalam meraih sukses. Walau ceritanya mustahil dan ajaib  tapi mungkin bisa menjadi sumber inspirasi Kita didalam menggapai sukses.

Mimpi
Saya pernah membaca kaos bikinan Joger Bali yang digunakan oleh rekan kerja saya ketika bersama-sama sedang memberi kelas dalam suatu Training, dimana disitu tertulis Muda foya-foya, Tua kaya raya, Mati masuk Sorga sebuah pesan yang menggelitik pikiran kita dan terkesan sederhana, tetapi sebetulnya mengandung pesan positif dibalik itu. Kita pasti pernah bermimpi menjadi orang yang kaya, terkenal, dan bahagia? Jika ya kembangkan mimpi Kita. Tidak selamanya mimpi itu buruk. Jika Kita terobesi akan mimpi Kita, Kita justru akan berusaha mewujudkannya. Bukankah kadang kesuksesan justru berawal dari sebuah mimpi dan khayalan kita?

Pertanyaan terakhir adalah? Bagaimana dengan Kita sendiri? Sudahkah Kita menemukan inspirasi sukses Kita? Kalau sudah, inspirasi tersebut jangan cuma 'ditampung' dalam otak Kita. Berusahalah untuk merealisasikan inspirasi tersebut. Siapa tahu sukses itu memang milik Kita. Seperti kata rekan saya Krishnamurti, Anything Is Possible If You Really Want To.

Melalui tulisan ini saya atas nama Direktorat Job Placement and Career Center Universitas Surabaya mengucapkan Proficiat!! Bagi wisudawan Universitas Surabaya Nopember 2005. Saya teringat pesan ayah saya ketika saya diwisuda yaitu Wisuda bukanlah akhir dari segalanya, melainkan tanda pintu masuk kedalam dunia kerja baru saja dibuka!

Employability Skills

Dua hal yang menjadi perhatian utama pihak perusahaan adalah mencari dan melatih karyawan yang baik. Bagi mereka kesenjangan antara keterampilan yang diperlukan dalam pekerjaan dengan keterampilan yang dimiliki pelamar merupakan hal penting yang sering jadi masalah. Meskipun pihak perusahaan memang lebih suka mendapatkan karyawan yang terlatih dan siap kerja, tapi rata-rata mereka bersedia memberikan pelatihan yang diperlukan untuk memenuhi keterampilan yang diperlukan dalam pekerjaan
Diskusi yang paling santer di dunia kerja mengenai angkatan kerja, ujung-ujungnya sering berakhir pada serangkaian keterampilan yang disebut sebagai employability skills. Apa itu Employability Skills? Employability skills adalah keterampilan-keterampilan dasar yang diperlukan untuk mendapatkan, mempertahankan dan menjalankan dengan baik sebuah pekerjaan.
Mendapatkan karyawan yang memiliki keterampilan siap kerja yang bisa membantu mereka menyesuaikan diri dengan dunia kerja merupakan masalah nyata yang dihadapi pihak perusahaan
Pihak perusahaan membutuhkan karyawan yang mampu bertanggungjawab, dapat diandalkan yang dapat memecahkan masalah namun sekaligus memiliki keterampilan social dan sikap kerjasama yang baik. Kreativitas, merupakan hal lain yang tadinya dihindari, namun sekarang dihargai oleh pihak perusahaan dalam rangka menciptakan angkatan kerja berdaya dan berkinerja tinggi untuk bias memenangkan persaingan pasar.
Karyawan dengan keterampilan-keterampilan macam inilah yang dicari-cari dan dianggap asset berharga bagi perusahaan.

Employability skills yang dijelaskan sebagai keterampilan-keterampilan dasar yang diperlukan untuk mendapatkan, mempertahankan dan menjalankan dengan baik sebuah pekerjaan, merupakan seperangkat keterampilan, sikap dan perilaku yang memungkinkan karyawan untuk bekerjasama dengan rekan maupun penyelia.
Employability skills merupakan keterampilan umum yang diperlukan dalam segala macam industri, ukuran organisasi, dan segala macam level pekerjaan dari pemula hingga posisi paling senior

Employability skills, bisa memiliki banyak kategori, namun umumnya dibagi atas tiga bagian :
((a) Basic academic skills. Antara lain : membaca, menulis, matematika, komunikasi lisan
(b) Higher-order thinking skills. Antara lain : Keterampilan belajar, menalar, berpikir kreatif, memecahkan masalah dan mengambil keputusan.
(c) Personal qualities. Antara lain: Bertanggunjawab, percaya diri,fleksibel, jujur, mampu memotivasi diri, mampau bekerja dalam tim, disiplin, punya sikap kerja yang baik.

Academic skills, idealnya diperlukan pada pekerjaan-pekerjaan pemula maupun pekerjaan-pekerjaan kinerja tinggi. Karyawan pemula harusnya memiliki kemampuan dan kemauan untuk belajar. Mereka juga perlu memiliki kemampuan mendengarkan dan membaca instruksi dan menjalankan instruksi tersebut. Bila dimintai informasi, mereka harus mampu untuk memberikan respon yang tepat secara lisan maupun tulisan, termasuk mengingat dan menyampaikan kembali informasi. Kemampuan membaca mencakup memahami apa yang dibaca dan menggunakan berbagai material tertulis termasuk gambar, bagan, tabel. Karyawan pemula juga membutuhkan kemampuan untuk menyelesaikan hitungan matematika dasar secara akurat.

Mungkin, hal yang lebih penting untuk mencapai kesuksesan pekerjaan adalah memiliki higher-order thinking skills. Kemampuan untuk berpikir, bernalar dan membuat keputusan yang baik adalah penting bagi karyawan supaya bisa bekerja dengan baik. Tentu saja karyawan yang dapat berpikir kritis, bertindak logis dan mampu mengevaluasi situasi untuk memecahkan masalah dan membuat keputusan, akan merupakan aset yang berharga. Kalau karyawan mampu menerapkan keterampilan ini waktu menggunakan teknologi, peralatan maupun sistem informasi, maka nilai karyawan di mata perusahaan menjadi semakin tinggi. Pihak perusahaan umumnya akan membantu karyawan yang dianggap berharga untuk bisa lebih maju, hal ini menjadikan kesenjangan yang semakin lebar antara mereka yang memiliki higher order thinking skills dengan mereka yang cuman punya basic academic skills

Jika academic skills dan higher order thinking skills begitu penting, mengapa pihak perusahaan memiliki perhatian besar terhadap personal skills? Sebab, dalam hampir semua pekerjaan, akan sulit bagi karyawan bisa bekerja dengan efektif bila keterampilan personal tergolong rendah.
Karyawan pemula yang memiliki keterampilan personal yang baik akan tampil percaya diri, bisa bertindak jujur terhadap orang lain, mampu menunjukkan respek baik terhadap dirinya maupun rekan kerja dan atasan. Mereka akan mampu melihat dirinya sebagai bagian dari tim, memiliki sikap positif dan mampu mengambil inisiatif untuk belajar hal-hal baru demi berhasilnya tugas yang dilakukan. Mereka juga akan mampu menetapkan tujuan dan mengatur prioritas dalm pekerjaan maupun kehidupan pribadi. Mereka akan mampu menunjukkan kebiasaan pribadi yang baik, masuk kerja sesuai jadwal, berbusana secara tepat dan bersedia berubah bila diperlukan
Kegagalan dalam menyiapkan diri, dengan keterampilan siap kerja sama artinya dengan menempatkan hambatan-hambatan yang kurang memungkinkan untuk siap dipekerjakan.
Lalu bagaimana dengan diri saya? Bagaimana kalau saya merasa tidak memiliki keterampilan-keterampilan tersebut?
Hal yang penting untuk diingat adalah: Employability skills merupakan keterampilan yang bisa dipelajari. Namanya juga keterampilan, yang namanya keterampilan sudah pasti bukan sesuatu yang dibawa seseorang dari lahir. Jadi jangan ragu-ragu mengikuti pendidikan entah kursus, seminar, pelatihan, maupun pelajaran di kelas yang memberikan pembekalan dalam keterampilan-keterampilan ini.